WARTAXPRESS.com – Presiden Amerika Serikat Donald Trump disebut tengah menimbang opsi militer untuk menyerang kartel narkoba di Venezuela, langkah yang dinilai sekaligus bisa melemahkan kekuasaan Presiden Nicolas Maduro.
Laporan ini disampaikan CNN pada Jumat 5 September 2025, dengan mengutip sejumlah sumber di Washington.
Rencana tersebut diyakini tidak hanya berfokus pada pemberantasan jaringan narkotika, tetapi juga bagian dari strategi lebih luas untuk menekan Maduro.
CNN menyebut, serangan AS pada Selasa 2 September 2025 lalu terhadap sebuah kapal pengangkut narkoba di Karibia selatan yang diklaim berangkat dari Venezuela mungkin menjadi sinyal awal operasi besar di kawasan itu.
Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio sebelumnya menegaskan bahwa Trump berkomitmen melawan organisasi yang disebutnya “narko-teroris”.
Sejumlah pejabat Gedung Putih menyebut pengerahan pasukan besar-besaran ke Karibia, termasuk kapal perang dengan rudal Tomahawk, kapal selam, pesawat tempur, serta lebih dari 4.000 marinir, merupakan bagian dari persiapan operasi.
Menurut salah satu sumber CNN, tujuan utama Trump adalah memberi tekanan psikologis pada lingkaran dekat Maduro.
“Pesannya sederhana: apakah Maduro mau melepaskan kekuasaan dengan cara mudah atau dipaksa dengan cara sulit,” ujarnya.
Meski demikian, Trump menolak anggapan bahwa Washington mengincar pergantian rezim.
Kepada wartawan di Gedung Putih, ia mengatakan AS hanya ingin menghentikan “miliaran dolar narkoba yang masuk dari Venezuela.”
Ketegangan semakin meningkat sejak Jaksa Agung AS Pamela Bondi mengumumkan hadiah 50 juta dolar AS (sekitar Rp823 miliar) bagi siapa pun yang memberikan informasi untuk menangkap Maduro, yang dituduh memimpin jaringan Kartel de los Soles.
Sebagai respons, Maduro memerintahkan mobilisasi Milisi Bolivarian untuk memperkuat pertahanan nasional.
Pemerintah Venezuela menegaskan bahwa pengerahan kekuatan militer AS di Karibia bukan bagian dari operasi antinarkotika, melainkan bentuk tekanan politik terhadap Caracas.