WARTAXPRESS.com – Presiden Venezuela Nicolas Maduro menegaskan bahwa negaranya tidak akan tinggal diam apabila Amerika Serikat (AS) melancarkan aksi militer.
“Saat ini Venezuela masih berada pada fase perjuangan tanpa senjata, tetapi setiap bentuk agresi akan dibalas dengan perlawanan rakyat di tingkat lokal, regional, hingga nasional,” ujar Maduro dalam keterangan resminya, dikutip dari Antara, Minggu 7 September 2025.
Pernyataan tersebut disampaikan setelah Presiden AS Donald Trump memperingatkan bahwa pesawat tempur Venezuela akan ditembak jatuh bila mendekati kapal perang AS.
Ketegangan meningkat usai dua jet F-16 Venezuela terbang rendah di atas kapal militer AS yang ditempatkan di Karibia untuk operasi pemberantasan geng kriminal serta penyelundupan narkoba. Pentagon menyebut tindakan itu sebagai manuver provokatif.
Maduro menuding Washington berusaha menggulingkan pemerintahannya dan mengingatkan agar tidak melakukan upaya perubahan rezim di Venezuela maupun negara Amerika Latin lainnya.
“Hormati kedaulatan, hak atas perdamaian, dan kemerdekaan negara kami,” tegasnya sembari menyatakan kesiapan berdialog dengan AS.
Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Venezuela Yvan Gil menilai pengerahan 10 jet tempur F-35 AS ke pangkalan udara Puerto Riko adalah ancaman serius bagi Karakas.
Menanggapi itu, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengakui adanya pengerahan armada udara, namun menyebut langkah tersebut sebagai bagian dari operasi pemberantasan narkoba.
Gil menolak alasan itu dan menyebutnya sebagai kebohongan terbesar yang dikemukakan oleh Amerika Serikat.
“itu merupakan kebohongan terbesar yang dikemukakan oleh AS,“ tegasnya.