WARTAXPRESS.com — Menjelang dimulainya tahun ajaran baru, sejumlah calon siswa Sekolah Rakyat 33 Tangsel memutuskan mengundurkan diri. Keputusan ini diambil karena mereka belum siap untuk tinggal di asrama dan berpisah dari orang tua mereka. Kamis 07 Agustus 2025.
Pihak Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Banten, mengonfirmasi bahwa pengunduran diri ini terjadi hanya beberapa hari sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai.
“Itu dia kan diasrama kan, jadi mungkin ada beberapa yang belum siap ikut asrama, ada yang belum siap pisah dengan orang tua, macam-macam lah,” ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Banten, Deden Apriandhi usai meninjau cek kesehatan gratis di SMA Negeri 6 Tangsel.
Sekolah Rakyat dikenal sebagai institusi pendidikan alternatif yang menerapkan sistem asrama untuk membangun kemandirian dan kedisiplinan siswa sejak dini. Namun, sistem ini rupanya belum bisa diterima sepenuhnya oleh semua calon siswa dan orang tua.
Deden menyampaikan bahwa walaupun terdapat sejumlah siswa mengundurkan diri, kuota 150 siswa saat ini sudah terisi penuh. Dirinya tidak merinci soal berapa siswa yang sebelumnya telah mundur.
“Kemarin ada yang mengundurkan diri karena memang mereka belum siap untuk bersekolah disitu, tapi sudah ada penggantinya, total 150. Pengganti macam-macam, ada yang dari Tangerang,” ucapnya.
Para siswa pengganti berasal dari berbagai daerah, termasuk Tangerang. Deden juga menegaskan bahwa Sekolah Rakyat 33 Tangsel bukanlah sekolah sementara. Untuk kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), dijadwalkan akan dimulai pada 15 Agustus 2025. “Tapi insyaallah rencananya tanggal 15 besok sudah bisa MPLS,” jelasnya.
Deden menambahkan, untuk tenaga pengajar juga telah disiapkan. Saat ini, lebih dari 30 guru akan mengajar di Sekolah Rakyat 33 Tangsel. Kata dia, para guru tersebut telah mengikuti pelatihan di Kementerian. Renovasi bangunan sekolah telah rampung 100 persen, dan fasilitas sebagian besar sudah tersedia.
“Guru alhamdulillah kita sudah siap, ada 30 an lebih untuk di Tangsel saja. Sudah (pelatihan) di kementerian,” pungkasnya.
Pembukaan Sekolah Rakyat ini diharapkan menjadi langkah awal untuk memperluas akses pendidikan bagi masyarakat kurang mampu di Banten. Pemerintah daerah siap mendukung program Kemensos demi kesuksesan implementasinya di lapangan