WARTAXPRESS.com — Tribun Alun-Alun A. Yani, yang terletak di Jalan Jendral. Ahmad Yani, Kelurahan Sukarasa, Kecamatan Tangerang, mendadak berubah menjadi panggung dialog publik pada Rabu 28 Mei 2025, malam.
Tepat pukul 19.30 WIB, ratusan warga yang biasa berolahraga di sekitar jogging track dibuat penasaran oleh hadirnya Forum Diskusi “Bilik Lentera” yang digagas Karang Taruna Kecamatan Tangerang.
Mengangkat tema “Peran Serta Masyarakat dalam Optimalisasi Program 3G (Gampang Kerja, Gampang Sembako, dan Gampang Sekolah),”
forum ini diselenggarakan sebagai bentuk partisipasi aktif masyarakat dalam menanggapi 100 hari kerja Walikota Tangerang, Drs. H. Sachrudin.
Meski sang Walikota berhalangan hadir karena padatnya agenda, kehadiran Camat Tangerang, Yudi Pradana, SH sebagai perwakilan resmi Pemerintah Kota Tangerang, tidak menyurutkan antusiasme peserta diskusi.
Dalam sambutannya, Yudi menyampaikan dukungan penuh terhadap forum ini sebagai kanal aspirasi masyarakat yang konstruktif.
“Kami mohon maaf atas ketidakhadiran Bapak Walikota. Namun, semangat beliau untuk mendengar suara rakyat tetap hadir melalui forum seperti ini. Diskusi semacam ini sangat penting untuk menyelaraskan langkah pemerintah dan masyarakat,” ujar Yudi.
Ketua Karang Taruna Kecamatan Tangerang, H. Herirullah, sekaligus penggagas Forum Bilik Lentera, menegaskan pentingnya peran generasi muda dalam mengawal arah kebijakan Pemkot Tangerang.
khususnya dalam menyukseskan Program 3G yang digadang-gadang menjadi fondasi utama pembangunan sosial ekonomi di Kota Tangerang.
“Kami berharap, forum ini bukan hanya menjadi seremonial, tetapi ruang yang hidup untuk menyampaikan gagasan, kritik, dan masukan terhadap kebijakan publik secara positif dan berkelanjutan,” tegas Herirullah.
Diskusi berjalan hangat dan sarat gagasan dengan kehadiran narasumber dari berbagai latar belakang, seperti Asep Sugara (Dekan STISIP Yuppentek), Djoko Handoko (Founder Rumah Cendekia), Sam Pitung (perwakilan komunitas seni budaya), serta Aditya Pratama (Ketua Karang Taruna Kota Tangerang).
Mereka menyampaikan pandangan kritis dan solusi terkait efektivitas program 3G, terutama dalam menjangkau kelompok masyarakat marginal.
Salah satu peserta dari kalangan mahasiswa, Laila Zahra dari Universitas Muhammadiyah Tangerang, menilai forum ini sebagai ruang inklusif yang membuktikan pemerintah terbuka terhadap kritik.
“Diskusi ini membuktikan bahwa kebijakan publik bisa dikawal dari akar rumput, bukan sekadar wacana elite. Semoga pemerintah benar-benar menindaklanjuti hasil diskusi malam ini,” kata Laila.
Forum Bilik Lentera ini akan menghasilkan dokumen notulensi resmi yang akan diserahkan langsung kepada Walikota Tangerang sebagai bentuk pertanggungjawaban publik.
Dokumen tersebut diharapkan menjadi bahan kajian tambahan bagi Pemkot untuk menguatkan dan menyempurnakan sistem pendukung Program 3G secara terintegrasi.
Dengan semangat partisipatif dan nuansa kesederhanaan, Forum Bilik Lentera sukses menghadirkan ruang dialog antara masyarakat dan pemerintah,
“lentera harapan bagi pembangunan Kota Tangerang yang lebih baik di bawah kepemimpinan baru—menuju visi besar Indonesia Emas 2045,”tutupnya.
