WARTAEXPRESS.com— Di sebuah ruangan audiensi di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham), tangis pecah.
Suasana mendadak hening saat Butet, mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI), menyuarakan kisah kelam yang telah ia simpan bertahun-tahun.
Ia bukan tampil untuk menghibur penonton, melainkan untuk menguak luka yang selama ini dibungkam.
“Saat hamil pun saya dipaksa tetap tampil. Setelah melahirkan, saya dipisahkan dari anak saya. Saya tidak bisa menyusui,” ucap Butet dengan suara bergetar, matanya sembab menahan air mata. Ia juga menceritakan pengalaman tragis saat dipaksa menelan kotoran gajah karena ketahuan mengambil daging empal pada Rabu (16/4/2025).
Kisah Butet hanyalah satu dari sekian banyak cerita kelam yang mencuat dalam audiensi bersama Wakil Menteri HAM, Mugiyanto.
Dalam forum itu, para mantan pemain sirkus OCI mengungkap rentetan kekerasan fisik, eksploitasi anak, hingga perlakuan tidak manusiawi yang mereka alami sejak usia dini.
Lebih memilukan lagi, mereka mengungkap praktik “pembelian” anak-anak berusia 5 hingga 7 tahun, yang kemudian dilatih secara paksa untuk menjadi pemain sirkus.
Identitas asli mereka, termasuk nama dan usia, kerap disembunyikan menghapus jejak hak asasi mereka sejak kecil.
Fifi, yang juga memberikan kesaksian, menyingkap fakta mengejutkan.
Sejak bayi, ia telah berada dalam lingkungan sirkus dan baru menyadari bahwa Butet adalah ibu kandungnya setelah tumbuh dewasa.
“Saya sempat diseret, dikurung di kandang macan. Saya susah buang air besar. Saya enggak kuat, akhirnya kabur malam-malam lewat hutan ke Cisarua. Tapi saya ditemukan lagi,” kenangnya dengan suara lirih.
Mendengar kesaksian ini, Wakil Menteri HAM Mugiyanto menyampaikan keprihatinan mendalam.
Ia menegaskan bahwa pihaknya akan segera memanggil manajemen Taman Safari Indonesia untuk dimintai keterangan.
“Ini tidak bisa dibiarkan. Kami harus pastikan tidak ada lagi praktik serupa yang terus berlangsung,” tegasnya.