WARTAXPRESS.com – OpenAI berencana memasuki pasar rekrutmen tenaga kerja dengan meluncurkan layanan baru bernama OpenAI Jobs Platform, yang dijadwalkan hadir pada pertengahan 2026.
Platform ini mengandalkan kecerdasan buatan (AI) untuk mempertemukan perusahaan dengan kandidat yang sesuai kebutuhan.
Mengutip Tech Crunch, Jumat 5 September 2025, CEO OpenAI for Applications, Fidji Simo, menjelaskan bahwa layanan tersebut tidak hanya ditujukan bagi perusahaan besar, tetapi juga menyediakan akses khusus bagi usaha kecil dan pemerintah daerah agar dapat menjaring talenta AI terbaik.
Langkah ini menandai ekspansi OpenAI ke sektor baru di luar produk konsumennya seperti ChatGPT.
Selain Jobs Platform, Simo juga disebut tengah mengawasi sejumlah aplikasi lain yang sedang dikembangkan, termasuk browser dan aplikasi media sosial.
Masuknya OpenAI ke bisnis perekrutan dinilai menarik karena bersinggungan langsung dengan LinkedIn, yang dimiliki Microsoft, salah satu investor terbesar OpenAI.
LinkedIn sendiri saat ini juga tengah memperkuat platformnya dengan fitur-fitur AI untuk mendukung pencocokan kandidat dan perusahaan.
Tak hanya itu, OpenAI juga memperluas program OpenAI Academy dengan menghadirkan sertifikasi keterampilan AI yang direncanakan mulai diuji pada akhir 2025. Targetnya, 10 juta pekerja di AS bisa tersertifikasi pada 2030, dengan Walmart sebagai mitra utama.
Meski ada kekhawatiran AI bisa menggeser jutaan pekerjaan, Simo menegaskan bahwa tujuan OpenAI adalah membantu masyarakat beradaptasi dengan teknologi.
Menurutnya, AI memang membawa disrupsi, tetapi juga membuka peluang baru dengan menjembatani pekerja dan perusahaan yang membutuhkan keterampilan berbasis AI.