WARTAXPRESS.com – Proyek galian pipa PDAM milik Perumda Tirta Benteng (TB) kota Tangerang di sejumlah ruas jalan Kota Tangerang menuai keluhan keras dari masyarakat, terutama para pengendara, bahkan hingga petugas kepolisian.
Pengerjaan proyek yang dinilai lambat, mangkrak, dan terkesan asal-asalan telah menimbulkan dampak buruk mulai dari kemacetan parah hingga memicu kecelakaan lalu lintas.
Proyek yang seharusnya meningkatkan pelayanan air bersih ini justru menimbulkan kerugian bagi pengguna jalan. Di berbagai lokasi, bekas galian pipa dibiarkan tanpa penanganan yang memadai.
Banyak titik bekas galian tidak ditutup kembali dengan rapi, hanya ditimbun seadanya. Kondisi ini menyebabkan jalan menjadi berlubang dan saat hujan, lumpur dari galian membuat jalanan licin dan sangat berbahaya.
“Galian pipa Perumda Tirta Benteng terlihat asal-asalan karena area batasan galian tidak semua ditutupi pemberitahuan galian pipa, dan sebagian penutupnya tidak aman,” Ujar Doni, keluh salah seorang pengendara. Senin 20 Oktober 2025.
Menurutnya , banyak jalan licin dan penutupan yang asal-asalan ini telah memakan korban. Sejumlah pengendara sepeda motor dikabarkan terjatuh akibat tergelincir di area galian yang berlumpur.
“Pengerjaan yang lambat dan proyek yang seakan mangkrak membuat jalur lalu lintas terganggu. Bekas galian yang memakan badan jalan memaksa kendaraan bermanuver dan menyebabkan kemacetan panjang, terutama pada jam sibuk,”Ungkapnya.
Kapolsek Jatiuwung, Kompol Rabiin membenarkan bahwa Keluhan tidak hanya datang dari warga, namun juga dari pihak tokoh masyarakat, TNI dan kepolisian.
Minimnya rambu-rambu peringatan dan tidak adanya petugas di lokasi pengerjaan disoroti sebagai pemicu utama kerawanan lalu lintas.
“Saya tiap hari menerima laporan dari warga dan tokoh masyarakat, kalau galian air ini tak kunjung diselesaikan, kalau emang sudah selesai ya di bereskan,”ungkap Rabiin.
Pengguna jalan menilai rambu-rambu kurang di lokasi proyek, sehingga berpotensi besar terjadinya kecelakaan.
“Banyak banget pengendara komplen ke kantor maupun anggota kami dilapangan, akibat Galian ini pekerja telat,”ujarnya.
Pengerjaan proyek diduga tidak berkoordinasi dengan instansi terkait seperti Dinas Perhubungan (Dishub) atau Kepolisian untuk membantu mengurai kemacetan yang timbul.
Warga menuntut pihak Perumda Tirta Benteng dan kontraktor pelaksana untuk segera menyelesaikan proyek dan memperbaiki jalan yang rusak hingga kembali seperti semula.