WARTAXPRESS.com, BANTEN – Ratusan sopir angkot yang tergabung dalam Komunitas Angkot Palima Cinangka (PALKA) menggelar aksi besar-besaran, di Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Rabu 15 Oktober 2025, siang sempat memanas.
Mereka menuntut keadilan karena menilai Program Trans Banten yang baru diluncurkan telah memukul rata pendapatan mereka tanpa solusi.
Koordinator Lapangan Aksi, Geri Wijaya, lantang menyatakan bahwa Pemprov Banten telah bertindak gegabah. Aksi ini bukan sekadar protes; ini adalah seruan darurat dari para pekerja transportasi kecil.
Ia menuding program Trans Banten-yang menyediakan bus gratis untuk pelajar dan ASN-diluncurkan tanpa kajian akademis yang matang.
“Pemerintah tidak boleh hanya melihat efisiensi tanpa mempertimbangkan keadilan sosial! Bus-bus ini langsung memangkas penumpang kami, kami jadi kehilangan mata pencaharian!” teriak Geri, menjelaskan kerugian yang dialami sopir.
PALKA menuntut agar Pemprov Banten segera membatalkan sementara pengoperasian Bus Trans Banten sampai ada kajian yang transparan dan solusi bagi nasib para sopir.
Selain itu, mereka juga meminta insentif bulanan sebagai kompensasi bagi yang sudah terdampak.
DISHUB Banten ‘Menyerah’, Janji Evaluasi dan Audiensi Tingkat Tinggi
Kabar baiknya, aksi ini tidak sia-sia! Setelah berjam-jam, Kepala Dinas Perhubungan (DISHUB) Provinsi Banten Tri Nurtopo, akhirnya turun langsung menemui massa dan mengeluarkan dua keputusan krusial yang wajib diketahui warga:
REVISI JALUR Dishub Banten berjanji akan segera mengevaluasi total operasional Trans Banten. Ini termasuk penyesuaian jam operasional dan rute agar bus-bus tersebut tidak lagi “bertabrakan” dan mengambil penumpang di jalur angkot konvensional.
BERTEMU GUBERNUR Paling penting, Dishub akan memfasilitasi audiensi resmi antara perwakilan sopir angkot dan aktivis mahasiswa dengan Gubernur Banten pada 27 Oktober 2025. Ini adalah kesempatan emas bagi sopir untuk menyampaikan keluh kesah dan mencari kebijakan yang adil langsung di tingkat tertinggi.
Aksi berlangsung tertib, namun pesan yang disampaikan sangat keras: Kemajuan transportasi di Banten haruslah memperhatikan kesejahteraan rakyat kecil.
“Semua mata kini tertuju pada tanggal 27 Oktober. Akankah nasib para sopir angkot PALKA ini membaik setelah bertemu orang nomor satu di Banten? Warga Serang Raya, mari kita tunggu bersama,”tutupnya.