Harga Minyak Dunia 22 September: Bergerak Mendatar di Tengah -

Menu

Mode Gelap
Sekolah Islam Cikal Harapan 1 Bsd Sukses Gelar Seminar, Bertanjuk Kiat Berprestasi di Era Digital  Desak! Mutasi Rotasi, Anggota Komisi 1 Sebut: Plt Tidak Punya Kebijakan  Kondisi Ledakan di Pondok Aren, 3 Lantai gedung Farmasi Rusak Parah Wakil Presiden Hadiri Penanaman Jagung Serentak di Kabupaten Tangerang, Warga Kejar Sembako Gratis Ingin Berjabat Tangan dengan Wapres, Seorang Warga Terjepit di Kerumunan di Kabupaten Tangerang Hujan Deras Disertai Angin Kencang Terjang Tangsel, Puluhan Pohon dan 8 Reklame Tumbang

Berita Terkini

Harga Minyak Dunia 22 September: Bergerak Mendatar di Tengah Isu Pasokan

badge-check


Ilustrasi Kilang Minyak Mentah, Dok. Istimewa Perbesar

Ilustrasi Kilang Minyak Mentah, Dok. Istimewa

Harga minyak global pada perdagangan Senin 22 September 2025 cenderung stagnan. Kekhawatiran geopolitik terkait Rusia dan Timur Tengah masih tertahan oleh sentimen kelebihan pasokan.

Harga minyak Brent turun tipis 12 sen atau 0,2% menjadi US$ 66,56 per barel, setelah sempat berfluktuasi di kisaran US$ 65,50–US$ 69 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) kontrak Oktober juga terkoreksi tipis 3 sen atau 0,1% ke level US$ 62,65 per barel.

Seiring berakhirnya kontrak Oktober, perdagangan WTI beralih ke kontrak November yang lebih aktif. Harga kontrak ini turun 18 sen atau 0,3% menjadi US$ 62,22 per barel.

Dari sisi geopolitik, ketegangan di Eropa meningkat setelah Polandia bersama sekutu NATO mengerahkan jet tempur untuk mengamankan wilayah udara menyusul serangan udara Rusia ke Ukraina barat yang dekat dengan perbatasan Polandia. Sehari sebelumnya, tiga pesawat tempur Rusia dilaporkan melanggar wilayah udara Estonia selama 12 menit.

Di kawasan Timur Tengah, pengakuan Palestina oleh empat negara Barat memicu reaksi keras dari Israel, menambah ketidakpastian di salah satu kawasan produsen minyak terbesar dunia.

Pada akhir pekan sebelumnya, Brent dan WTI sama-sama ditutup turun lebih dari 1%, sehingga secara mingguan mencatat pelemahan tipis. Tekanan terutama datang dari kekhawatiran kelebihan pasokan di tengah pelemahan permintaan global.

“Permintaan minyak dunia diperkirakan turun dari kuartal III ke kuartal IV 2025, dan kembali melemah pada kuartal I 2026. Di saat yang sama, produksi OPEC+ justru terus meningkat,” ujar analis SEB seperti dikutip Reuters, Senin 22 September 2025.

“Pertanyaannya, apakah China akan menyerap kelebihan pasokan ini atau harga minyak akan terkoreksi ke level US$ 50-an. Kami menilai skenario kedua lebih memungkinkan,” tambahnya.

Dari sisi suplai, Irak sebagai produsen terbesar kedua di OPEC meningkatkan ekspor minyaknya sesuai kesepakatan OPEC+. Menurut SOMO, perusahaan pemasaran minyak nasional Irak, ekspor pada September diperkirakan berada di kisaran 3,4–3,45 juta barel per hari.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Sekolah Islam Cikal Harapan 1 Bsd Sukses Gelar Seminar, Bertanjuk Kiat Berprestasi di Era Digital 

10 Oktober 2025 - 12:53 WIB

Desak! Mutasi Rotasi, Anggota Komisi 1 Sebut: Plt Tidak Punya Kebijakan 

9 Oktober 2025 - 19:10 WIB

Kondisi Ledakan di Pondok Aren, 3 Lantai gedung Farmasi Rusak Parah

9 Oktober 2025 - 16:24 WIB

Wakil Presiden Hadiri Penanaman Jagung Serentak di Kabupaten Tangerang, Warga Kejar Sembako Gratis

8 Oktober 2025 - 18:24 WIB

Ingin Berjabat Tangan dengan Wapres, Seorang Warga Terjepit di Kerumunan di Kabupaten Tangerang

8 Oktober 2025 - 16:49 WIB

Trending di Berita Terkini