WARTAXPRESS.com – Serangan udara menggunakan pesawat nirawak (drone) yang dilancarkan oleh kelompok paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) menghantam sebuah masjid di Kota Al Fashir, Darfur Utara, Sudan Barat, pada Jumat 19 September 2025. Insiden ini menewaskan sedikitnya 70 orang.
Awalnya, Sudan Doctors Network melaporkan 43 korban jiwa, namun jumlah tersebut terus bertambah seiring evakuasi dan identifikasi korban di lokasi.
“Kelompok teroris RSF melancarkan serangan drone terhadap jamaah saat salat Subuh di sebuah masjid di Kota Al Fashir. Lebih dari 70 orang tewas akibat kejahatan ini,” demikian pernyataan resmi Dewan Kedaulatan Transisi Sudan (TSC).
Al Fashir Terblokade RSF
Al Fashir telah berada dalam kepungan pasukan RSF selama lebih dari satu tahun. Bentrokan intens antara militer Sudan dan kelompok pemberontak kerap terjadi di sekitar wilayah tersebut.
Laporan The New York Times menyebut kondisi warga kian memburuk. Seorang dokter setempat mengungkapkan, masyarakat terpaksa mengonsumsi daging keledai dan unta demi bertahan hidup di tengah krisis pangan akibat konflik berkepanjangan.
Konflik Sudan Memanas
Pertikaian antara militer Sudan dan RSF meletus sejak April 2023. Pada Maret 2025, militer sempat mengklaim berhasil merebut kembali ibu kota Khartoum dari tangan pemberontak.
Namun, RSF segera melakukan serangan balasan besar di wilayah barat dan selatan Sudan, bahkan mendeklarasikan pemerintahan tandingan.
Serangan terbaru di masjid Al Fashir menjadi bukti semakin parahnya eskalasi konflik, yang kini bukan hanya mengancam stabilitas politik, tetapi juga memperburuk krisis kemanusiaan di Sudan.