JAKUT, WARTAXPRESS.com – Mobil pengantar Menu Makan Bergizi Gratis (MBG) mengalami kecelakaan di SDN Kalibaru 01 Pagi, Cilincing, Jakarta Utara.

Sebuah Daihatsu Gran Max yang membawa logistik makanan itu tiba-tiba melaju tak terkendali, menabrak pagar sekolah dan menyeruduk sejumlah siswa yang sedang berkumpul di lapangan.

Kapolsek Cilincing Kompol Bobi Subasri mengatakan, berdasarkan keterangan sementara, kecelakaan dipicu oleh kesalahan pengemudi saat menginjak pedal. Sopir mengira sedang mengerem, namun yang terinjak justru pedal gas.

“Sekolahnya di atas, jalan menanjak. Pengemudi hendak mengantar makanan ke sekolah. Katanya remnya tidak pakem, lalu dia injak lebih dalam karena takut mundur. Dikira rem, ternyata gas,” ujar Bobi, Kamis 11 Desember 2025. Ia menegaskan, penyelidikan masih berlangsung dan polisi masih melakukan olah tempat kejadian perkara.

Praktisi keselamatan berkendara sekaligus anggota Direktorat Keselamatan Berkendara Ikatan Motor Indonesia (IMI), Erreza Hardian, menilai bahwa aspek mobilitas dalam program MBG tidak bisa dipandang sederhana. Mengingat sasaran program adalah anak-anak sekolah, sistem distribusi harus dikelola dengan standar keselamatan ketat.

“Sudah waktunya kita tidak hanya reaktif menunggu insiden. Transportasi itu ada manajemennya. Apakah mobilitas dalam program MBG ini sudah menjadi bagian dari sistem yang menyeluruh, bukan sekadar soal ‘mengantar’?” kata Reza.

Ia menjelaskan, industri logistik memiliki instruksi kerja dan SOP yang bisa diadopsi untuk pengemudi MBG. Menurutnya, pengemudi pengangkut logistik bekerja dalam tekanan—kemacetan, proses bongkar muat, dan beban kerja tinggi yang memengaruhi konsentrasi.

Reza juga menguraikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan pengemudi salah menginjak pedal, mulai dari kelelahan hingga kondisi kendaraan. Ia mencontohkan Gran Max sebagai minibus yang memiliki tiga pedal berdekatan (gas, rem, dan kopling), sehingga alas kaki atau posisi kaki pengemudi dapat memengaruhi akurasi injakan.

“Pengaruh sandal, sepatu, atau safety shoes berbeda. Ada yang justru bisa mengganjal karena pedal-pedalnya dekat,” ujarnya. Ia juga menyoroti teknik mengemudi yang salah, seperti penggunaan dua kaki untuk menginjak pedal gas dan rem.

Selain itu, kondisi sekitar pedal seperti karpet atau barang lain yang mengganggu juga berpotensi memicu kesalahan. “Orang yang lelah karena macet atau banyak pikiran sangat mungkin keliru. Salah injak pedal itu out of control, dan biasanya malah menginjak semakin dalam,” lanjutnya.

Menurut Reza, pada kendaraan dengan gigi rendah, dorongan torsi justru semakin besar jika pedal gas terinjak dalam, sehingga kendaraan sulit dikendalikan, terutama pada mobil dengan konstruksi tinggi dan roda belakang pendorong.

Hingga kini, polisi masih mendalami penyebab pasti kecelakaan dan memeriksa kondisi kendaraan serta pengemudi. Tidak disebutkan jumlah korban dalam laporan awal, namun pihak berwenang memastikan penanganan sedang berlangsung.