WARTAXPRESS.com – Suasana khidmat Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Tangerang dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-393 pada Senin, 13 Oktober 2025, mendadak memanas. Peringatan hari jadi ini diwarnai aksi demonstrasi ricuh di luar gedung dewan yang dimotori oleh massa Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Tangerang.
Mengusung tema ‘Wajah Tua Kabupaten Tangerang Masih Menyimpan Luka,’ para demonstran awalnya berorasi dan membakar ban. Namun, situasi memuncak ketika massa PMII mencoba menerobos masuk ke dalam gedung, yang berujung pada bentrokan dengan aparat keamanan yang berjaga.
Tiga Tuntutan Mendesak untuk ‘wajah Tua’ Tangerang
Ketua PMII Kabupaten Tangerang, Mifta Al Farizi, menyuarakan sejumlah tuntutan kritis yang mereka sebut sebagai “luka” Kabupaten Tangerang, dengan tiga poin utama yang menuntut langkah tegas dari pemerintah daerah:
1. Pencemaran Lingkungan dan PT Sinar Logam Indonesia (PT LSI)
PMII mendesak Pemerintah Kabupaten Tangerang untuk segera menghentikan sementara hingga mencabut izin operasional PT Sinar Logam Indonesia (PT LSI). Tuntutan ini muncul karena adanya dugaan kuat bahwa aktivitas pabrik peleburan logam tersebut berkontribusi terhadap pencemaran lingkungan dan penurunan kualitas udara di wilayah tersebut.
2. Revisi Aturan Truk Tambang
Mahasiswa juga menuntut revisi status hukum Peraturan Bupati Nomor 12 Tahun 2022 tentang Jam Operasional Truk Tanah. Mereka mendesak agar Perbup tersebut ditingkatkan menjadi Peraturan Daerah (Perda). Hal ini dianggap perlu untuk memperkuat legalitas, penegakan hukum, dan keadilan bagi masyarakat yang terdampak operasional truk tambang.
3. Audit Proyek Mangkrak dan Pasar Korelet
Terakhir, Mifta menyoroti isu infrastruktur. PMII mendesak penyelesaian segera proyek Pasar Korelet yang mangkrak dan menuntut dilakukannya audit independen terhadap seluruh proyek infrastruktur yang mengalami keterlambatan atau ketidaksesuaian pelaksanaan dengan perencanaan awal.
Di tengah kericuhan, Mifta Al Farizi menyatakan bahwa aksi mereka akhirnya membuahkan hasil. Mereka berhasil ditemui oleh Bupati Kabupaten Tangerang, Moch. Maesyal Rasyid.
“Alhamdulillah aksi hari ini kita bisa ditemui oleh pihak terkait dan diaminkan beberapa tuntutan kita,” tutup Mifta, sambil berharap agar janji realisasi dari tuntutan tersebut dapat segera dipenuhi.
Kericuhan di hari perayaan ini menjadi tamparan keras bagi Pemerintah Kabupaten Tangerang, menandakan bahwa di balik gegap gempita HUT, masih ada persoalan mendasar yang mendesak untuk segera diselesaikan.