Stimulus Ekonomi Dinilai Belum Sentuh Kelas Menengah -

Menu

Mode Gelap
Sekolah Islam Cikal Harapan 1 Bsd Sukses Gelar Seminar, Bertanjuk Kiat Berprestasi di Era Digital  Desak! Mutasi Rotasi, Anggota Komisi 1 Sebut: Plt Tidak Punya Kebijakan  Kondisi Ledakan di Pondok Aren, 3 Lantai gedung Farmasi Rusak Parah Wakil Presiden Hadiri Penanaman Jagung Serentak di Kabupaten Tangerang, Warga Kejar Sembako Gratis Ingin Berjabat Tangan dengan Wapres, Seorang Warga Terjepit di Kerumunan di Kabupaten Tangerang Hujan Deras Disertai Angin Kencang Terjang Tangsel, Puluhan Pohon dan 8 Reklame Tumbang

Berita Terkini

Stimulus Ekonomi Dinilai Belum Sentuh Kelas Menengah

badge-check


Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kanan) bersama Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa (kiri). Dok. Istimewa Perbesar

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kanan) bersama Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa (kiri). Dok. Istimewa

WARTAXPRESS.comPresiden Prabowo Subianto telah meluncurkan stimulus ekonomi 8+4+5 untuk mendorong pertumbuhan nasional. Namun, kebijakan tersebut dinilai belum sepenuhnya menjawab tantangan mendasar dalam menciptakan pertumbuhan berkelanjutan.

Anggota Komisi XI DPR RI, Kamrussamad, menilai sejumlah program seperti magang bagi lulusan baru, perpanjangan PPh 21 ditanggung pemerintah, bantuan pangan, subsidi pekerja non-upah, hingga percepatan perizinan usaha masih belum menyentuh kelompok kelas menengah sebagai penggerak utama perekonomian.

“Menurut saya ini yang harus ditambahkan ke depannya oleh pemerintah, mesti menambahkan satu stimulus ekonomi lagi untuk kelas menengah,” ujar Kamrussamad, dikutip dari Beritasatu.

Ia menyoroti penyusutan jumlah masyarakat kelas menengah dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kelas menengah mencapai 57,33 juta jiwa pada 2019. Namun, pada 2024 turun 17,13 persen menjadi 47,85 juta jiwa.

Menurutnya, kelompok ini memiliki peran vital karena mampu memenuhi kebutuhan primer seperti sandang, pangan, dan papan, serta kebutuhan sekunder seperti pendidikan, transportasi, hingga rekreasi. Dengan daya beli yang relatif stabil, kelas menengah disebut sebagai mesin utama perputaran ekonomi.

Kamrussamad mencontohkan sejumlah skema pembiayaan pemerintah, seperti Kredit Usaha Tani (KUT), Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), dan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Namun, ia menilai program tersebut belum cukup kuat untuk mengeluarkan Indonesia dari jebakan pendapatan menengah (middle income trap).

Sebagai alternatif, ia mengusulkan agar pemerintah meniru kebijakan era Presiden Soeharto, yang saat itu menciptakan program pembiayaan khusus untuk pengusaha nasional.

“Kebijakan itu melahirkan pengusaha besar seperti Abdul Latif, Aburizal Bakrie, Maher Algadrie, hingga Kelompok Delapan Indonesia,” jelasnya.

Ia optimistis jika kebijakan serupa dijalankan dengan strategi jelas, akan muncul kembali pengusaha besar sekaligus kelas menengah baru.

“Kalau bisa dibuat Perpres. Jika ini terjadi, dalam lima sampai sepuluh tahun kita bisa keluar dari middle income trap karena pendapatan per kapita akan melonjak. Tetapi program ini harus dipilotkan dan dikomando langsung oleh pemerintah,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Sekolah Islam Cikal Harapan 1 Bsd Sukses Gelar Seminar, Bertanjuk Kiat Berprestasi di Era Digital 

10 Oktober 2025 - 12:53 WIB

Desak! Mutasi Rotasi, Anggota Komisi 1 Sebut: Plt Tidak Punya Kebijakan 

9 Oktober 2025 - 19:10 WIB

Kondisi Ledakan di Pondok Aren, 3 Lantai gedung Farmasi Rusak Parah

9 Oktober 2025 - 16:24 WIB

Wakil Presiden Hadiri Penanaman Jagung Serentak di Kabupaten Tangerang, Warga Kejar Sembako Gratis

8 Oktober 2025 - 18:24 WIB

Ingin Berjabat Tangan dengan Wapres, Seorang Warga Terjepit di Kerumunan di Kabupaten Tangerang

8 Oktober 2025 - 16:49 WIB

Trending di Berita Terkini