Utang Pay Later Masyarakat Tembus Rp24 Triliun, Melejit 33% -

Menu

Mode Gelap
Tragedi di Sekolah Elit Gading Serpong, Siswa Meninggal Usai Terjatuh, Orang Tua Korban Diduga Diminta Diam Kurir Paket Kehilangan Motor, Paket, dan Dompet di Pasar Kemis, Diduga Jadi Korban Spesialis Curanmor, Polisi Minta Gerak Cepat Pemuda Tewas Dikeroyok di Masjid Agung Sibolga, Keluarga Tuntut Keadilan Pemkot Tangsel Tebus Lahan Warga Terdampak TPA Cipeucang, Komitmen Atasi Dampak Lingkungan dan Tingkatkan Kesejahteraan Sisa Kas Pemkot Tangsel Capai Rp1 Triliun, Fokus untuk Gaji Pegawai dan Bayar Tagihan Akhir Tahun   Komplotan Curanmor Lepas Tembakan di Tangerang, Kaca Kantor Ekspedisi Pecah Ditembus Peluru

Finansial

Utang Pay Later Masyarakat Tembus Rp24 Triliun, Melejit 33% dalam Setahun

badge-check


Ilustrasi Buy Now Pay Later (BNPL). Dok. Istimewa Perbesar

Ilustrasi Buy Now Pay Later (BNPL). Dok. Istimewa

WARTAXPRESS.com Utang masyarakat Indonesia melalui skema Buy Now Pay Later (BNPL) perbankan terus meningkat. Per Juli 2025, total pembiayaan BNPL yang disalurkan perbankan mencapai Rp24,05 triliun, naik 33,56 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae, menyebut kontribusi BNPL terhadap kredit perbankan nasional memang masih kecil, yakni hanya 0,30 persen, namun pertumbuhannya sangat cepat.

“Angka ini terus mencatatkan pertumbuhan tinggi secara tahunan,” kata Dian, dikutip dari IDXChannel, Sabtu 6 September 2025.

Tidak hanya di sektor perbankan, pembiayaan BNPL oleh perusahaan pembiayaan juga meningkat signifikan.

Pada Juli 2025, nilainya naik 56,74 persen yoy menjadi Rp8,81 triliun, dengan tingkat kredit bermasalah (NPF gross) sebesar 2,95 persen. Di sisi lain, intermediasi perbankan tetap menunjukkan kinerja stabil.

Pada Juli 2025, total kredit perbankan tumbuh 7,03 persen yoy menjadi Rp8.043,2 triliun, meski lebih rendah dibandingkan pertumbuhan Juni 2025 sebesar 7,77 persen.

Menurut Dian, berdasarkan jenis penggunaan, Kredit Investasi mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 12,42 persen, diikuti Kredit Konsumsi 8,11 persen, dan Kredit Modal Kerja 3,08 persen yoy.

Jika dilihat dari kepemilikan, kredit yang disalurkan kantor cabang bank asing tumbuh paling tinggi sebesar 9,90 persen yoy.

“Dari kategori debitur, kredit korporasi tumbuh 9,59 persen, sementara kredit UMKM hanya 1,82 persen di tengah fokus perbankan untuk memulihkan kualitas kredit UMKM,” ujar Dian.

Jika dirinci menurut sektor ekonomi, beberapa sektor mencatat pertumbuhan dua digit.

Penyaluran kredit ke sektor pertambangan dan penggalian naik 18,31 persen, sektor pengangkutan dan pergudangan tumbuh 22,25 persen, sementara aktivitas jasa lainnya melonjak hingga 28,92 persen yoy.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Tragedi di Sekolah Elit Gading Serpong, Siswa Meninggal Usai Terjatuh, Orang Tua Korban Diduga Diminta Diam

5 November 2025 - 20:14 WIB

Kurir Paket Kehilangan Motor, Paket, dan Dompet di Pasar Kemis, Diduga Jadi Korban Spesialis Curanmor, Polisi Minta Gerak Cepat

5 November 2025 - 14:05 WIB

Pemuda Tewas Dikeroyok di Masjid Agung Sibolga, Keluarga Tuntut Keadilan

5 November 2025 - 01:38 WIB

Pemkot Tangsel Tebus Lahan Warga Terdampak TPA Cipeucang, Komitmen Atasi Dampak Lingkungan dan Tingkatkan Kesejahteraan

4 November 2025 - 16:03 WIB

Sisa Kas Pemkot Tangsel Capai Rp1 Triliun, Fokus untuk Gaji Pegawai dan Bayar Tagihan Akhir Tahun  

4 November 2025 - 15:03 WIB

Trending di Berita Terkini