WARTAXPRESS.com – Kinerja penyaluran kredit perbankan terus menunjukkan pelemahan hingga Juli 2025. Pertumbuhan tercatat hanya 7,03% YoY, turun dari bulan sebelumnya yang masih 7,77%. Angka ini makin menjauh dari target Bank Indonesia (BI) sebesar 8%–11%, sekaligus terendah sejak Maret 2022.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan perbankan masih berhati-hati menyalurkan pembiayaan meski likuiditas longgar.
“Perbankan lebih memilih menempatkan kelebihan likuiditasnya pada instrumen surat berharga,” jelasnya, dikutip dari Kontan.
Padahal, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 7% di Juli, didorong belanja pemerintah. Pelemahan juga dialami bank besar. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencatatkan kredit bank only naik 10,95% YoY, namun melambat dari 12,7% bulan sebelumnya.
Bahkan secara bulanan, kredit turun ke Rp923,5 triliun dari Rp929,5 triliun. EVP BCA Hera F. Haryn menegaskan pihaknya tetap mendorong pembiayaan lintas sektor secara pruden. Di sisi lain, kredit PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) hanya tumbuh tipis 0,4% YoY.
“Fokus kami di segmen UKM, korporasi menengah, dan otomotif masih bisa tumbuh 10%–39%, meski secara keseluruhan di bawah tahun lalu,” ungkap Presiden Direktur Maybank Indonesia Steffano Ridwan.
Menurut Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede, tren perlambatan masih akan berlanjut. Ia memperkirakan pertumbuhan kredit berpotensi melambat ke 6,8%–7,2% dalam waktu dekat.
“Bank menjaga kualitas dan margin bunga bersih, sehingga penurunan suku bunga kredit belum berjalan cepat,” tutupnya.