Kelas Menengah Terancam Tergeser ke Garis Kemiskinan -

Menu

Mode Gelap
Polisi Berhasil Amankan Seorang Oknum Ojek Pangkalan yang Viral di Media Sosial Kelas Menengah Terancam Tergeser ke Garis Kemiskinan Jika Tak Diberi Insentif Zelensky Tuding Serangan Rusia di Kharkiv untuk Tekan Ukraina Jelang Pertemuan di AS Bocoran iPhone 17e: Desain Dynamic Island, Harga Lebih Murah Warga Kreo Selatan Ikuti Lomba Agustusan, Suasana Meriah Penuhi Lingkungan RT 05 TNI Terjunkan Bantuan ke Gaza pada HUT Ke-80 RI

Ekonomi

Kelas Menengah Terancam Tergeser ke Garis Kemiskinan Jika Tak Diberi Insentif

badge-check


Ilustrasi, Pekerja Jakarta. (Foto:Istimewa) Perbesar

Ilustrasi, Pekerja Jakarta. (Foto:Istimewa)

WARTAXPRESS.com Kelompok kelas menengah dinilai sebagai motor penting pertumbuhan ekonomi Indonesia karena menjadi penopang utama konsumsi domestik. Namun, kontribusi vital mereka kerap terabaikan dalam kebijakan pemerintah.

Direktur Pengembangan Big Data Indef, Eko Listiyanto, menilai perlunya dukungan nyata berupa insentif bagi kelas menengah. Ia menyebutkan, keringanan seperti diskon listrik, subsidi transportasi publik, atau potongan pajak dapat menjaga daya beli masyarakat.

“Jika insentif diberikan, konsumsi rumah tangga bisa tumbuh sejalan dengan target pertumbuhan ekonomi sekitar 5%,” ungkap Eko, dikutip dari Beritasatu, Senin 18 Agustus 2025.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi rumah tangga masih menjadi penyumbang terbesar Produk Domestik Bruto (PDB), yakni 54,25% pada kuartal II 2025. Dari angka tersebut, kelas menengah berkontribusi 2,64% terhadap total pertumbuhan 5,12%.

Namun, Eko mengingatkan adanya tren penurunan jumlah masyarakat kelas menengah. Pada 2019, jumlahnya mencapai 57,33 juta orang, sementara pada 2024 turun menjadi 47,85 juta jiwa. Kondisi ini membuat kelompok tersebut rawan terjerumus ke jurang kemiskinan bila tidak diberi perlindungan.

“Jika daya beli kelas menengah melemah, otomatis kontribusi mereka terhadap PDB ikut berkurang, sehingga laju ekonomi nasional pun berisiko melambat,” jelasnya.

Selain itu, Eko menekankan pentingnya strategi agar penerima bantuan sosial bisa naik kelas secara ekonomi. Menurutnya, bansos harus diiringi pendampingan agar masyarakat miskin bisa mandiri, misalnya dengan akses modal, peningkatan keterampilan, hingga perluasan pasar kerja.

“Dengan begitu, mereka tidak lagi hanya bergantung pada bansos, tapi mampu berkembang lewat profesi seperti tukang, mekanik, hingga pengrajin,” pungkasnya.

Baca Juga :  Pemerintah Pasang Target Pajak Sebesar 2.3T, Strategi Pemungutan Diperkirakan Lebih Ketat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Pemerintah Pasang Target Pajak Sebesar 2.3T, Strategi Pemungutan Diperkirakan Lebih Ketat

18 Agustus 2025 - 14:22 WIB

Uji Coba QRIS Indonesia-China Resmi Dimulai

17 Agustus 2025 - 18:25 WIB

IHSG Menguat 1,30 Persen ke 7.892, Sempat Sentuh Level Tertinggi Sepanjang Masa

13 Agustus 2025 - 16:56 WIB

Rano Karno Apresiasi Jakarta sebagai Kontributor Terbesar Transaksi QRIS Nasional

12 Agustus 2025 - 22:22 WIB

Pemkot Tangerang Gratiskan Sertifikasi Halal untuk Bantu UMKM Perluas Pasar

12 Agustus 2025 - 21:07 WIB

Trending di Bisnis