Menu

Mode Gelap
WNA Tiongkok Jadi Kuli Bangunan Ilegal di Cipondoh di Tangkap Petugas Imigrasi Pergi Mancing, pria kabupaten Tangerang Tewas tenggelam di Danau Situ Pondok Kalah Telak dari Korea Utara U-17, Nova Arianto Blak-blakan Ungkap Penyebabnya! Cinta Laura Geram Soal Pelecehan Seksual: Hati Aku Hancur, Sudah Saatnya Kita Berhenti Normalisasi Ini Bawa Tiket Piala Dunia ke Tanah Air, Timnas U-17 Tiba di Bandara Soekarno-Hatta Kuasa Hukum Ridwan Kamil Bantah Keras Tuduhan Lisa Mariana: Siap Tes DNA, Tegaskan Tak Pernah Ada Hubungan Apapun

Ekonomi

Sri Mulyani Sindir Tarif Impor Trump: Ekonomi Hari Ini Tak Butuh Ilmu Ekonomi

badge-check


Sri Mulyani Sindir Tarif Impor Trump: Ekonomi Hari Ini Tak Butuh Ilmu Ekonomi Perbesar

WARTAXPRESS.com – Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, melontarkan kritik tajam terhadap kebijakan tarif impor yang diberlakukan Amerika Serikat di bawah kepemimpinan mantan Presiden Donald Trump.

Dalam acara Sarasehan Ekonomi yang digelar di Jakarta, Selasa (8/4), Sri Mulyani menilai langkah tersebut tidak berpijak pada logika ilmu ekonomi, melainkan sekadar transaksi politik dagang.

“Tarif resiprokal yang disampaikan oleh Amerika terhadap 60 negara menggambarkan cara perhitungan tarif yang, saya rasa, semua ekonom yang belajar ekonomi tidak bisa memahami,” ujar Sri Mulyani di hadapan para peserta sarasehan, termasuk anggota Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI).

Menurutnya, pendekatan Trump terhadap kebijakan perdagangan bersifat sepihak dan mengabaikan prinsip dasar ekonomi.

“Jadi ini sudah tidak berlaku lagi ilmu ekonomi, yang penting pokoknya tarif duluan,” katanya, disambut tawa kecil dari sebagian peserta.

Sri Mulyani menegaskan bahwa kebijakan tersebut lebih ditujukan untuk menutup defisit perdagangan Amerika Serikat dengan berbagai negara mitra, bukan untuk menciptakan keseimbangan ekonomi global.

“Karena tujuannya adalah menutup defisit. Tidak ada ilmu ekonominya di situ,”

“Itu artinya saya tidak ingin tergantung atau beli dari orang lain, lebih banyak apa yang bisa saya jual kepada orang lain,” terangnya.

Dalam pernyataannya yang cukup menohok, ia menyebut pendekatan semacam itu sebagai bentuk transaksi semata tanpa dasar keilmuan yang kuat.

“Itu purely transactional. Enggak ada landasan ilmu ekonominya. Jadi, teman-teman ISEI yang hadir di sini, mohon maaf Pak… hari-hari ini ilmunya tidak berguna,” katanya setengah berseloroh namun serius.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

PM Lawrence Wong Dunia Terjebak di Tengah Rivalitas AS-Tiongkok, Singapura Harus Tetap Lincah dan Netral

18 April 2025 - 21:54 WIB

Pemkot Tangerang Bersinergi dengan Tangcity Mall, Gelar Uji Emisi Gratis Demi Kualitas Udara yang Bersih

17 April 2025 - 23:10 WIB

Digimap Resmi Hadirkan iPhone 16 di Indonesia Hadiah Jutaan Rupiah dan Konsep Toko Premium Menanti Pelanggan

12 April 2025 - 22:30 WIB

China Resmi Naikkan Tarif Impor AS Jadi 125 %

11 April 2025 - 22:16 WIB

Donald Trump Angkat Bendera Putih: Saya Hormat pada Presiden Xi, Kini Saatnya Damai

11 April 2025 - 22:02 WIB

Trending di Ekonomi