Warga Pati Akan Aksi Susulan, Dorong KPK Tersangkakan Sudewo -

Menu

Mode Gelap
DLHK Kabupaten Tangerang Investigasi Dugaan Pencemaran Udara yang Dikeluhkan Warga Sentul  Mantab Wujud Kepedulian, Kapolres Metro Tangerang Kota Gelar Jum’at Peduli di Polsek Benda Remaja Tangsel Diduga Jadi Korban Asusila, Kasus Terungkap Lewat Podcast Denny Sumargo, Ini Kata Polisi! Remaja Berinisial ADM Warga Jakarta Tewas dalam Kecelakaan dengan Truk Molen di Kota Tangerang Sekolah Islam Cikal Harapan 1 Bsd Sukses Gelar Seminar, Bertanjuk Kiat Berprestasi di Era Digital  Desak! Mutasi Rotasi, Anggota Komisi 1 Sebut: Plt Tidak Punya Kebijakan 

Nasional

Warga Pati Akan Gelar Aksi Susulan, Dorong KPK Tersangkakan Sudewo

badge-check


Aksi unjuk rasa menuntut Bupati Pati Sudewo mundur dari jabatannya, Rabu 13 Agustus 2025, diwarnai dengan spanduk dan banner berisi berbagai tuntutan. Perbesar

Aksi unjuk rasa menuntut Bupati Pati Sudewo mundur dari jabatannya, Rabu 13 Agustus 2025, diwarnai dengan spanduk dan banner berisi berbagai tuntutan.

WARTAXPRESS.com Aliansi Masyarakat Pati Bersatu menjadwalkan aksi lanjutan di depan Gedung KPK, Jakarta, pada 2–3 September 2025. Unjuk rasa ini merupakan kelanjutan dari demonstrasi besar yang digelar pada 13 Agustus lalu.

Dalam aksi tersebut, massa menuntut Komisi Pemberantasan Korupsi segera menetapkan Bupati Pati, Sudewo, sebagai tersangka dugaan korupsi proyek pembangunan rel kereta di Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan periode 2020–2021.

Koordinator lapangan, Supriyono atau yang akrab disapa Botok, mengumumkan rencana aksi melalui siaran langsung di akun TikTok @koko.king.affiliate pada Senin malam, 18 Agustus 2025.

“Kami minta KPK tidak berlama-lama. Sudewo harus segera ditersangkakan dalam kasus korupsi DJKA,” tegasnya.

Ia menjelaskan, rombongan warga akan berangkat ke Jakarta pada 31 Agustus. Sebagai persiapan, posko aksi didirikan di sekitar kantor DPRD Pati dan beroperasi 24 jam penuh. Posko itu menjadi pusat koordinasi pemberangkatan sekaligus tempat masyarakat menyampaikan pengaduan atas kebijakan Bupati.

Koordinator lain, Teguh Istiyandi, menuturkan bahwa posko memiliki tiga fungsi utama: mendukung proses pansus hak angket pemakzulan Sudewo di DPRD, menerima aduan masyarakat, serta mendokumentasikan dugaan kekerasan aparat pada aksi 13 Agustus lalu.

Aksi sebelumnya dipicu kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB-P2) hingga 250 persen. Ribuan warga turun ke jalan dan demonstrasi sempat berlangsung ricuh. Meski dituntut mundur, Sudewo tetap bertahan, sementara DPRD kini tengah menggodok pansus hak angket untuk menilai kemungkinan pemakzulan.

Nama Sudewo sendiri pernah disebut dalam sidang perkara korupsi DJKA di Pengadilan Tipikor Semarang pada November 2023. Jaksa KPK kala itu menyatakan telah menyita sekitar Rp 3 miliar dari rumahnya. Namun, Sudewo membantah menerima Rp 720 juta dari PT Istana Putra Agung maupun Rp 500 juta dari Bernard Hasibuan melalui stafnya.

Menurut Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu, Sudewo diduga berperan besar dalam kasus DJKA tahun 2021–2022 ketika masih menjabat anggota Komisi V DPR RI. Meski begitu, hingga kini status hukumnya masih sebagai saksi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

DLHK Kabupaten Tangerang Investigasi Dugaan Pencemaran Udara yang Dikeluhkan Warga Sentul 

11 Oktober 2025 - 20:17 WIB

Kondisi Ledakan di Pondok Aren, 3 Lantai gedung Farmasi Rusak Parah

9 Oktober 2025 - 16:24 WIB

Wakil Presiden Hadiri Penanaman Jagung Serentak di Kabupaten Tangerang, Warga Kejar Sembako Gratis

8 Oktober 2025 - 18:24 WIB

Hujan Deras Disertai Angin Kencang Terjang Tangsel, Puluhan Pohon dan 8 Reklame Tumbang

7 Oktober 2025 - 20:34 WIB

Polisi Tindak Tegas Pemotor Lawan Arah di Lampu Merah Hotel Starlet, ETLE Siap Diterapkan

6 Oktober 2025 - 22:54 WIB

Trending di Berita Terkini