Respon Keluhan Masyarakat Soal Bau Sampah, Fraksi PDIP Tangsel Sidak TPA Cipeucang
TANGSEL, WARTAXPRESS.com – Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Tangerang Selatan melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke wilayah terdampak Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang. Sidak tersebut merupakan merespons keluhan dan aduan masyarakat soal bau menyengat di seputaran Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang akibat overload-nya pengelolaan sampah di kawasan tersebut.
“Ini bagian dari tugas kami di DPRD untuk merespons keluhan masyarakat. Persoalan TPA Cipeucang sudah lama menjadi masalah, terutama terkait tata kelola sampah yang dampaknya semakin luar biasa terhadap lingkungan,” kata Adi Kamis (11/12/2025).
Adi Surya mengatakan, Fraksi PDIP turun langsung untuk memastikan persoalan yang sejak lama dikeluhkan warga ini segera ditangani secara serius. Adi menyebut, kondisi overload TPA Cipeucang telah menimbulkan dampak luas, mulai dari polusi udara yang menjangkau lebih dari satu kilometer, kelangkaan air bersih, potensi longsor, hingga banjir di permukiman sekitar.
“Untuk mempercepat penyelesaian masalah, Fraksi PDI-P mendorong pembentukan Panitia Khusus (Pansus) TPA Cipeucang sebagai instrumen resmi DPRD. Pansus dianggap menjadi alat kelengkapan strategis untuk menangani persoalan yang bersifat mendesak dan lintas sektoral,” ujarnya.
Adi menjelaskan, mekanisme pembentukan pansus akan melalui tahapan komunikasi dengan pimpinan DPRD, pembahasan di Badan Musyawarah (Banmus), hingga pengesahan dalam rapat paripurna. Setelah itu, sambung Adi, masing-masing fraksi akan mengirimkan perwakilan untuk bekerja bersama memanggil pihak terkait dan merumuskan solusi menyeluruh.
“Harapannya fraksi-fraksi lain juga dapat bergabung, karena ini menyangkut kepentingan warga,” pungkasnya.
Terkait solusi jangka pendek, Adi menegaskan bahwa kewenangan eksekusi ada di pemerintah daerah, sementara DPRD berfokus pada fungsi pengawasan. Namun, Adi menilai pemindahan aktivitas pembuangan sampah menjauh dari pemukiman warga harus menjadi prioritas, disertai penanganan banjir dan potensi longsor di area terdampak.
“Bukan hanya soal infrastruktur, ruang lingkupnya luas. Di pansus nanti semuanya akan dibahas secara detail,” tuturnya.
Sementara itu, Amin (57), warga Kampung Curug yang tinggal dekat kawasan TPA Cipeucang, mengaku kondisi lingkungan di sekitar permukiman semakin memburuk sejak 2018. Menurutnya, sampah yang terus meluas menyebabkan saluran air tersumbat, sehingga banjir menjadi langganan warga. Ia juga menyebut terdapat 10 kepala keluarga yang terdampak berat, termasuk rumah-rumah yang terancam amblas.
“Udah bau, udah bikin sesak. Air sumur udah nggak bisa dipakai. Kita ini dari 2018 sampai sekarang dekat banget sama sampah. Nggak ada perhatian sama sekali dari Pemda,” keluhnya.
Hingga kini, kata Amin, belum ada tindakan konkret dari pemerintah daerah untuk mengatasi masalah.
“Selama ini ada pemerintah turun? Nggak ada, Pak,” ungkapnya. (Ded)

Tinggalkan Balasan