Laba PTBA Merosot 61 Persen di Semester I-2025 -

Menu

Mode Gelap
Tom Lembong dan Hasto Kristiyanto Resmi Bebas Usai Diberi Abolisi dan Amnesti oleh Presiden Prabowo Trump Dorong Perdamaian Rusia-Ukraina Terwujud Sebelum 8 Agustus Truk Bantuan Dijarah di Gaza, Otoritas Palestina Tuding Israel Biarkan Kekacauan Wall Street Anjlok: Tarif Baru Trump dan Data Ketenagakerjaan Melemahkan Sentimen Pasar Laba PTBA Merosot 61 Persen di Semester I-2025, Meski Pendapatan Naik Tipis CEO Dorna: MotoGP dan F1 Bisa Digelar Bersamaan, Asal Tidak Kehilangan Identitas

Bisnis

Laba PTBA Merosot 61 Persen di Semester I-2025, Meski Pendapatan Naik Tipis

badge-check


Laba PTBA Merosot 61 Persen di Semester I-2025, Meski Pendapatan Naik Tipis Perbesar

WARTAXPRESS.com PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membukukan laba bersih senilai Rp962,26 miliar sepanjang enam bulan pertama tahun 2025.

Angka ini mencerminkan penurunan tajam sebesar 60,98% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Meski dari sisi pendapatan PTBA mencatatkan pertumbuhan moderat sebesar 4,12% year-on-year menjadi Rp20,45 triliun, kenaikan beban pokok yang signifikan membuat kinerja keuangan secara keseluruhan mengalami tekanan.

Beban pokok penjualan naik 12,11% menjadi Rp18,21 triliun, menyebabkan laba kotor anjlok hampir 34% menjadi Rp2,25 triliun.

Akibatnya, margin laba kotor menyusut menjadi hanya 11% per 30 Juni 2025, dari sebelumnya 17,3% pada periode yang sama tahun lalu.

Selain itu, peningkatan beban administrasi umum serta penurunan tajam pendapatan lain-lain turut menekan laba usaha.

PTBA hanya mencatatkan laba usaha sebesar Rp914,64 miliar, turun 63,67% dibandingkan semester pertama tahun lalu.

Beban administrasi naik 9,10% menjadi Rp1,01 triliun, sementara penghasilan lain-lain turun drastis hingga 83,42% menjadi Rp67,62 miliar, terutama karena dampak negatif dari fluktuasi kurs.

Di sisi neraca, total aset perusahaan tercatat sebesar Rp42,68 triliun per 30 Juni 2025. Sementara itu, liabilitas meningkat menjadi Rp22,89 triliun, naik 19,61% dibandingkan posisi akhir Desember 2024.

Lonjakan ini disebabkan oleh meningkatnya liabilitas jangka pendek, termasuk utang dividen senilai Rp3,82 triliun yang disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham sebagai pembagian dividen tahun buku 2024, setara 75% dari laba tahun tersebut.

Peningkatan utang dividen ini bersifat sementara, namun tetap berdampak pada naiknya total liabilitas perseroan.

Baca Juga :  Wall Street Anjlok: Tarif Baru Trump dan Data Ketenagakerjaan Melemahkan Sentimen Pasar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Wall Street Anjlok: Tarif Baru Trump dan Data Ketenagakerjaan Melemahkan Sentimen Pasar

2 Agustus 2025 - 08:27 WIB

Pilar Bersama Bulog Salurkan Bantuan Pangan Beras, Capai 18.024 Keluarga Penerima Manfaat di Tangsel

1 Agustus 2025 - 10:18 WIB

Valuasi Microsoft Tembus US$ 4 Triliun, Menjadi Perusahaan Kedua Setelah Nvidia

1 Agustus 2025 - 07:21 WIB

Harga Emas Antam Terus Melemah, Kini Menyentuh Rp 1,914 Juta per Gram

28 Juli 2025 - 10:58 WIB

Grup Djarum dan Henan Putihrai Tambah Kepemilikan Saham SSIA, Ini Rinciannya

26 Juli 2025 - 22:32 WIB

Trending di Bisnis