WARTAXPRESS.com – PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) mencatatkan pendapatan sebesar $460,82 juta atau sekitar Rp7,48 triliun selama enam bulan pertama tahun 2025.
Jumlah tersebut mencerminkan pertumbuhan sebesar 3,63% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (YoY).
Namun demikian, laporan keuangan perusahaan menunjukkan adanya peningkatan beban pokok pendapatan yang mencapai $426,86 juta, naik 7,67% YoY.
Hal ini berdampak pada penurunan laba bruto menjadi $33,96 juta atau menyusut 29,58% secara tahunan.
Setelah memperhitungkan biaya operasional serta selisih kurs, Krakatau Steel mengalami kerugian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar $107,11 juta.
Angka ini membengkak dibanding kerugian $64,15 juta pada semester pertama tahun 2024.
Direktur Utama Krakatau Steel, Akbar Djohan, menyampaikan bahwa kinerja operasional menunjukkan arah positif berkat efisiensi yang terus dilakukan.
Hal ini tercermin dari penurunan beban usaha sebesar 16%, menjadi $47,6 juta atau sekitar Rp772,8 miliar dibandingkan tahun lalu.
“Ini mencerminkan keseriusan perusahaan dalam menata ulang struktur biaya serta mendorong peningkatan produktivitas,” jelasnya dalam pernyataan resmi pada 24 Juli 2025.
Akbar juga menambahkan bahwa kendati perusahaan masih menghadapi tekanan dari faktor non-operasional seperti beban keuangan dan investasi di entitas asosiasi, Krakatau Steel terus menjalankan strategi untuk memperkuat kondisi keuangan.
Hal ini didukung oleh pertumbuhan aset yang naik tipis 0,61% menjadi $2,91 miliar atau setara Rp47,27 triliun per 30 Juni 2025.
Di awal tahun, Krakatau Steel juga telah kembali mengoperasikan fasilitas produksi Hot Strip Mill 1 (HSM 1), yang menjadi bagian dari transformasi besar-besaran perusahaan.
Selain itu, perusahaan juga fokus pada penguatan integrasi bisnis baja dan non-baja sebagai langkah diversifikasi serta peningkatan daya saing.
Mengakhiri pernyataannya, Akbar menegaskan optimisme perusahaan terhadap perbaikan kinerja pada semester kedua 2025.
“Kami akan terus menjalankan strategi peningkatan kapasitas, efisiensi, dan membangun kerja sama dengan mitra strategis demi meraih hasil yang lebih baik secara berkelanjutan,” pungkasnya.