WARTAXPRESS.com – Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyampaikan kritik tajam kepada komunitas internasional yang dinilainya bersikap acuh terhadap krisis kelaparan yang tengah terjadi di Jalur Gaza. Ia menggambarkan situasi tersebut sebagai “krisis moral yang mengguncang nurani dunia”.
“Saya tidak bisa memahami bagaimana begitu banyak pihak di dunia internasional menunjukkan ketidakpedulian luar biasa minim empati, minim kebenaran, dan minim rasa kemanusiaan,” ungkap Guterres dalam pernyataan yang dikutip dari AFP, Sabtu (26/7/2025).
Pernyataan itu ia sampaikan dalam forum Amnesty International yang digelar secara virtual pada Jumat (25/7). Ia menegaskan bahwa krisis di Gaza bukan hanya bersifat kemanusiaan, tetapi telah menjelma menjadi ujian moral bagi komunitas global.
“Kami akan terus menyuarakan hal ini kapan pun dan di mana pun kami bisa,” tegasnya.
Organisasi-organisasi kemanusiaan sebelumnya telah menyampaikan kekhawatiran mengenai peningkatan kasus kelaparan, terutama di kalangan anak-anak, di wilayah Gaza yang mengalami konflik berkepanjangan dan sempat berada di bawah blokade penuh Israel sejak Maret lalu blokade yang baru dilonggarkan dua bulan kemudian.
Bantuan yang masuk ke wilayah tersebut sejak saat itu didistribusikan oleh Gaza Humanitarian Foundation (GHF), lembaga yang mendapat dukungan dari Israel dan Amerika Serikat. GHF menggantikan sistem distribusi bantuan yang sebelumnya dijalankan oleh PBB.
Namun demikian, sejumlah organisasi bantuan serta PBB menolak bekerja sama dengan GHF, dengan alasan bahwa lembaga tersebut memiliki kaitan dengan kepentingan militer Israel.
Guterres juga mengingatkan bahwa meski PBB telah mengecam serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 yang menjadi pemicu konflik, hal itu tidak bisa dijadikan pembenaran atas tingginya korban jiwa dan kerusakan yang terjadi sejak saat itu.
“Skala kehancuran yang terjadi benar-benar di luar nalar dalam beberapa waktu terakhir,” ujarnya.
Ia menggambarkan kondisi yang memilukan saat di lapangan.
“Anak-anak menyatakan ingin pergi ke surga, karena menurut mereka di sana setidaknya ada makanan. Kami melakukan panggilan video dengan relawan kami yang juga mengalami kelaparan… Namun kata-kata saja tak cukup untuk mengisi perut anak-anak yang kelaparan,” katanya.
Selain itu, Guterres mengecam tindakan yang menyebabkan lebih dari 1.000 warga Palestina tewas saat mencoba mengakses bantuan makanan sejak 27 Mei hari dimulainya operasi GHF. Ia pun menyerukan agar segera ada tindakan nyata.
“Kita membutuhkan gencatan senjata segera dan permanen, pembebasan seluruh sandera tanpa syarat, serta akses bantuan kemanusiaan yang cepat dan tidak terhambat,” katanya.
Guterres menambahkan bahwa PBB siap meningkatkan kapasitas bantuan secara besar-besaran di Jalur Gaza jika kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas berhasil dicapai.