WARTAXPRESS.com – Hujan deras yang memicu banjir bandang di Pakistan utara menewaskan sedikitnya 344 orang. Banyak korban dilaporkan masih terperangkap di bawah reruntuhan rumah yang roboh akibat terjangan air.
Otoritas Manajemen Bencana Nasional Pakistan menyebut sekitar 2.000 personel penyelamat telah dikerahkan dalam dua hari terakhir di provinsi pegunungan Khyber Pakhtunkhwa. Evakuasi korban terkendala kondisi medan, termasuk jalanan putus, tanah longsor, serta sulitnya membawa alat berat dan ambulans ke lokasi terdampak.
Selain korban jiwa, sedikitnya 137 orang mengalami luka-luka di sembilan distrik. Tim penyelamat bahkan harus berjalan kaki menuju daerah-daerah terpencil untuk mencapai para korban.
“Saya mendengar suara seperti gunung runtuh. Tanah bergetar oleh derasnya air, dan saat itu saya merasa maut begitu dekat,” ungkap Azizullah, warga distrik Buner, wilayah yang terkena dampak terparah.
Sejumlah warga kehilangan seluruh harta benda mereka. Abdul Hayat, misalnya, menceritakan seluruh mahar pernikahan putrinya senilai 500.000 rupee (sekitar US$1.760) hanyut terbawa banjir.
“Kami bahkan tidak punya pakaian dan persediaan makanan juga habis,” katanya.
Warga setempat kini bergotong-royong membersihkan lumpur, sementara operasi pencarian masih terus berlangsung hingga ke daerah hilir untuk menemukan korban yang tersapu arus.
Departemen Meteorologi Pakistan telah mengeluarkan peringatan hujan deras baru bagi wilayah barat laut, seraya meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan.
Musim hujan di Pakistan yang biasanya berlangsung Juni–September tahun ini datang lebih awal dan diperkirakan berakhir lebih lambat. Sejak awal musim, tercatat lebih dari 650 orang meninggal dunia dan 905 lainnya luka-luka. Sebagai perbandingan, banjir besar 2022 sempat menenggelamkan sepertiga wilayah Pakistan dan menewaskan sekitar 1.700 jiwa.