Menu

Mode Gelap
WNA Tiongkok Jadi Kuli Bangunan Ilegal di Cipondoh di Tangkap Petugas Imigrasi Pergi Mancing, pria kabupaten Tangerang Tewas tenggelam di Danau Situ Pondok Kalah Telak dari Korea Utara U-17, Nova Arianto Blak-blakan Ungkap Penyebabnya! Cinta Laura Geram Soal Pelecehan Seksual: Hati Aku Hancur, Sudah Saatnya Kita Berhenti Normalisasi Ini Bawa Tiket Piala Dunia ke Tanah Air, Timnas U-17 Tiba di Bandara Soekarno-Hatta Kuasa Hukum Ridwan Kamil Bantah Keras Tuduhan Lisa Mariana: Siap Tes DNA, Tegaskan Tak Pernah Ada Hubungan Apapun

Ekonomi

PM Lawrence Wong Dunia Terjebak di Tengah Rivalitas AS-Tiongkok, Singapura Harus Tetap Lincah dan Netral

badge-check


PM Lawrence Wong Dunia Terjebak di Tengah Rivalitas AS-Tiongkok, Singapura Harus Tetap Lincah dan Netral Perbesar

WARTAEXPRESS.com– Perdana Menteri Singapura, Lawrence Wong, memperingatkan bahwa dunia kini tengah berada di persimpangan.

Persaingan tajam antara dua kekuatan besar Amerika Serikat dan Tiongkok.

Wong menyebut rivalitas ini sebagai kontestasi global yang akan mendefinisikan lanskap geopolitik selama bertahun-tahun ke depan, dan menuntut negara-negara kecil seperti Singapura untuk tetap waspada, fleksibel, dan tidak terpancing memilih kubu.

“Tidak ada pihak yang menginginkan konflik terbuka, tapi ketidakpercayaan mendalam dan kecurigaan terus menggerus stabilitas,” ujar Wong dengan nada serius.

Menurut Wong, AS yang selama ini dianggap sebagai penjaga tatanan global mulai mundur dari perannya, sementara Tiongkok meski semakin percaya diri belum siap sepenuhnya mengisi kekosongan tersebut.

Hasilnya, dunia bergerak menuju fragmentasi, bukan integrasi.

“Kita sedang melalui transisi global yang kacau, dan tidak ada satu pun yang benar-benar tahu akan menuju ke mana,” tegasnya.

Negara-negara kini mulai berbalik ke dalam, mengedepankan kepentingan nasional dan mengurangi ketergantungan pada tatanan global yang dahulu menopang stabilitas dan pertumbuhan bersama.

Kepercayaan antarnegara menipis, dan semangat kerja sama internasional yang dulu jadi tulang punggung era pasca-Perang Dingin, kini terkikis.

Wong juga menyoroti keresahan Eropa terhadap ketidakpastian jaminan keamanan dari AS, terutama setelah invasi Rusia ke Ukraina.

Wacana nuklir kembali mencuat Prancis membuka kemungkinan memperluas perlindungan nuklirnya, dan Polandia hingga Jerman mulai mengutamakan belanja pertahanan sebagai prioritas baru.

Asia tidak kalah waswas. Isu Taiwan menjadi titik rawan yang bisa memicu eskalasi lebih luas. PM Wong menyinggung peringatan mantan PM Jepang Fumio Kishida yang mengatakan, “Ukraina hari ini bisa jadi Asia Timur besok.”

Kata-kata ini, yang dulunya dianggap retorika, kini terasa makin nyata. Negara-negara Asia termasuk Jepang dan Korea Selatan mulai mempertimbangkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Pemkot Tangerang Bersinergi dengan Tangcity Mall, Gelar Uji Emisi Gratis Demi Kualitas Udara yang Bersih

17 April 2025 - 23:10 WIB

Digimap Resmi Hadirkan iPhone 16 di Indonesia Hadiah Jutaan Rupiah dan Konsep Toko Premium Menanti Pelanggan

12 April 2025 - 22:30 WIB

China Resmi Naikkan Tarif Impor AS Jadi 125 %

11 April 2025 - 22:16 WIB

Donald Trump Angkat Bendera Putih: Saya Hormat pada Presiden Xi, Kini Saatnya Damai

11 April 2025 - 22:02 WIB

Perang Dagang AS-Tiongkok Memanas Tarif Meroket, Ekonomi Global Terancam Guncang

10 April 2025 - 23:35 WIB

Trending di Ekonomi