WARTAXPRESS.com – Dua anggota kelompok separatis bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) tewas dalam operasi militer yang digelar oleh satuan tugas gabungan TNI.
Kedua individu tersebut, yakni Lison Murib alias Limar Elas dan Alena Murib alias Alerid Murib, dilumpuhkan di Kampung Kunga dan Kampung Gunalu, Distrik Onerik, Kabupaten Puncak, Papua, pada 22 dan 23 Juli 2025.
Informasi mengenai kematian keduanya juga disampaikan oleh juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB-OPM), Sebby Sambom, yang membenarkan bahwa mereka adalah bagian dari kelompok bersenjata tersebut.
Lison Murib sendiri telah lama menjadi buron aparat keamanan. Ia masuk dalam daftar pencarian orang sejak April 2020 usai terlibat dalam insiden penembakan warga sipil di kawasan Kuala Kencana, Mimika. Dua tahun kemudian, ia terdeteksi kembali aktif di Puncak sebagai komandan kelompok bersenjata OPM.
Dalam operasi di Kampung Kunga, aparat menemukan sejumlah barang seperti uang tunai jutaan rupiah, senjata tajam berupa parang dan panah, lima unit telepon genggam, alat komunikasi, teropong, amunisi 5,56 mm, serta dokumen dan barang pribadi yang diduga berkaitan dengan aktivitas separatis.
Sementara itu, dari lokasi operasi di Kampung Gunalu, pasukan TNI berhasil menyita uang puluhan juta rupiah, empat magazen senjata, amunisi kaliber 5,56 mm dan 7,62 mm, atribut kelompok separatis seperti bendera Bintang Kejora dan cap stempel TPNPB, dokumen permintaan dana, serta peralatan logistik dan komunikasi.
Penemuan uang tunai serta dokumen-dokumen tersebut memperkuat dugaan adanya praktik pemerasan dan penggalangan dana secara paksa dari masyarakat maupun pemerintah lokal yang dilakukan oleh kelompok bersenjata untuk membiayai aksi separatisme.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen TNI Kristomei Sianturi menegaskan bahwa operasi ini merupakan bagian dari tugas TNI dalam pelaksanaan operasi militer selain perang (OMSP), sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2025 sebagai revisi dari UU TNI sebelumnya.
Ia menambahkan bahwa setiap aksi aparat dilakukan sesuai aturan dan prinsip kehati-hatian, serta didukung pendekatan teritorial yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan.
“TNI senantiasa berkomitmen menjaga stabilitas keamanan di Papua dan terus berupaya membangun kedamaian melalui cara-cara persuasif. Kami juga membuka pintu bagi anggota OPM yang ingin kembali ke NKRI dan berkontribusi untuk kemajuan Papua yang damai dan sejahtera,” tutup Kristomei.