WARTAXPRESS.com – Ribuan masyarakat Malaysia turun ke jalan di Kuala Lumpur untuk menyuarakan ketidakpuasan terhadap pemerintahan Perdana Menteri Anwar Ibrahim.
Aksi ini dipicu oleh tingginya biaya hidup serta lambannya pelaksanaan reformasi yang dijanjikan.
Unjuk rasa besar-besaran ini menjadi yang pertama kali dialami Anwar sejak dilantik sebagai perdana menteri pada tahun 2022.
Para peserta aksi berkumpul di kawasan Lapangan Merdeka sambil membawa berbagai spanduk bertuliskan “Turun Anwar”.
Menurut laporan dari AFP dan Channel News Asia, pihak kepolisian memperkirakan jumlah massa yang hadir berkisar antara 18 ribu hingga 50 ribu orang.
Seorang peserta demo, Fauzi Mahmud (35), menyampaikan bahwa selama tiga tahun masa jabatan Anwar, janji-janji politik yang disampaikan belum juga terealisasi.
Fauzi juga mengkritisi aktivitas luar negeri Anwar yang bertujuan menarik investor, namun menurutnya tidak sebanding dengan hasil nyata investasi yang masuk ke Malaysia.
Peserta lain, Norhamizah Mohamed, mengaku kecewa dengan cara Anwar memimpin dan merasa janji kampanye saat Pemilu 2022 belum ditepati.
Ia menilai kebijakan pro-rakyat baru diumumkan setelah adanya rencana demonstrasi.
Menariknya, aksi ini juga diikuti oleh tokoh senior politik Malaysia, Mahathir Mohamad, yang dikenal sebagai rival lama Anwar.
Dalam pidatonya, Mahathir mempertanyakan hasil tiga tahun pemerintahan Anwar dan menyatakan rakyat justru semakin menderita.
Menanggapi keresahan publik, Anwar dalam pekan yang sama mengumumkan sejumlah insentif, termasuk bantuan tunai sebesar RM 100 (sekitar Rp 386 ribu) untuk warga dewasa serta pemangkasan harga bahan bakar dari RM 2,05 menjadi RM 1,99 per liter.
Namun, beberapa pengamat menilai langkah tersebut lebih sebagai strategi meredakan ketegangan menjelang demonstrasi besar, ketimbang solusi jangka panjang terhadap permasalahan rakyat.
Meski mendapat kritik, popularitas Anwar masih terjaga. Berdasarkan survei dari Merdeka Centre for Opinion Research, sekitar 55% responden mengaku masih puas terhadap kinerjanya sebagai perdana menteri.