WARTAXPRESS.com – Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Puspitek Serpong memutuskan tidak mengambil program sekolah gratis tingkat SMA/SMK yang diprogramkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Yayasan Puspitek Serpong, Mathoda saat dikonfirmasi di kantornya, Selasa 17 Juni 2025,. kemarin.
Mathoda mengaku keberatan dengan program tersebut, karena akan mempengaruhi operasional sekolah dan bisa membuat lesu para guru.
Menurut Mathoda, program Rp300 ribu per siswa per bulan ini tidak akan cukup menutup seluruh operasional dimulai dari gaji guru, hingga praktikum kejuruan.
“Maka dari itu, Puspitek untuk saat ini belum mengambil, tetapi akan tetap melihat program itu kedepannya,” ujarnya.
Mathoda menyampaikan bahwa yang memberatkan untuk menerima program ini adalah karena tidak bolehnya sekolah untuk memungut biaya tambahan ke para siswa, ketika sudah mendapatkan program ini.
Selain itu, pencairan dari program sekolah gratis ini adalah 3 bulan sekali, Maka dirinya memperhitungkan, apabila program ini berjalan pada bulan Juli 2025, maka kemungkinan program itu cari di akhir September 2025 bahkan bisa di awal Oktober 2025.
“Selama 3 bulan itu, tentu kita tidak bisa menutup operasional seperti gaji guru, honor guru dan pembiayaan pendidikan itu harus dibayar sebulan sekali,” jelasnya.
“Sehingga saat ini kita dari Yayasan Puspitek belum mengambil, mudah-mudahan kalau kedepan sudah keliatan baik dan berjalan lancar, itu akan menjadi bahan pertimbangan,” tambahnya.
Mathoda menjelaskan pada intinya Yayasan Puspitek Serpong lebih baik menjaga mutu kualitas pendidikan dan kesejahteraan guru, daripada memaksa mengambil program sekolah gratis tersebut.
“Kan di Puspitek sendiri tidak mahal, sekolah sekelas Puspitek dengan Akreditasi A ini kita hanya mengambil uang SPP sebesar Rp350 ribu,” tutupnya.
Diketahui, saat ini SMK Puspitek Serpong telah menerima total 2200 siswa, dengan kuota Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun ajaran 2025-2026 sebanyak 800 siswa.