WARTAXPRESS.com – Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Muhammad Qodari mengingatkan pejabat publik agar tidak mengumbar gaya hidup mewah (flexing) dan bijak menggunakan fasilitas sirine saat berkendara.
Menurutnya, pejabat harus ingat bahwa gaji dan fasilitas mereka bersumber dari rakyat.
Qodari menyebut gerakan menolak sirine yang belakangan populer dengan sebutan “tot, tot, wuk, wuk” turut mendapat dukungan dari sejumlah pejabat negara.
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menegaskan pejabat publik seharusnya mencontoh Presiden Prabowo yang selalu menghormati pengguna jalan.
Sementara Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengaku jarang menggunakan strobo karena merasa terganggu, sekaligus ingin memberi teladan bagi masyarakat.
“Pak Mensesneg sudah menegaskan bahwa pejabat publik harus bijak menggunakan pengawalan, mencontoh Presiden Prabowo. Panglima TNI pun jarang pakai strobo, karena terganggu dan ingin memberi contoh,” kata Qodari, dikutip dari Antara, Selasa 23 September 2025.
Qodari menambahkan dirinya hampir tidak pernah memakai sirine maupun strobo. Saat menjabat Wakil KSP, ia bahkan sering menyetir sendiri tanpa pengawalan.
“Tetap ada mobil pengawal pribadi, tapi strobo hanya dipakai saat kondisi mendesak, misalnya mengejar rapat,” ujarnya.
Selain soal penggunaan sirine, Qodari juga menekankan pentingnya kesederhanaan pejabat publik.
“Enggak boleh flexing. Jadi pejabat itu jangan hidup mewah, karena semua dari anggaran negara, dari pajak rakyat. Jangan sampai rakyat susah, pejabat justru senang-senang,” tegasnya.
Ia pun mengajak pejabat untuk lebih banyak mendengar, berempati, serta tidak tone-deaf terhadap kondisi masyarakat.
Dalam beberapa pekan terakhir, gerakan “Setop Tot, Tot, Wuk, Wuk” semakin meluas dan mendapat dukungan publik, baik dari warganet maupun masyarakat umum.