WARTAXPRESS.com – Harga emas global diprediksi masih bergerak dalam tren bullish pada pekan depan, didorong ekspektasi pasar terhadap langkah Federal Reserve (The Fed) yang akan melanjutkan pemangkasan suku bunga acuannya.
Analis Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha, memperkirakan harga emas berpotensi menembus level US$ 3.800 per troy ounce apabila sentimen pasar konsisten terhadap prospek pelonggaran kebijakan moneter.
“The Fed baru saja memangkas suku bunga pertama tahun ini sebesar 25 basis poin menjadi 4–4,25% pada 17 September lalu. Jika tren bullish berlanjut, emas bisa mencapai US$ 3.800 pada pekan depan,” ujar Andy, Sabtu 20 September 2025.
Optimisme pasar terhadap logam mulia semakin kuat seiring melemahnya dolar AS. Harapan akan adanya pemangkasan lanjutan sebesar 25 basis poin pada pertemuan Fed berikutnya, ditambah pembelian emas oleh bank sentral dunia serta ketidakpastian geopolitik global, memperkokoh prospek penguatan emas jangka panjang.
Menurut Andy, peluang penurunan suku bunga tambahan bahkan lebih agresif tetap terbuka jika data ekonomi AS menunjukkan pelemahan. Hal ini akan menguntungkan emas, karena opportunity cost memegang aset tanpa imbal hasil menjadi lebih rendah, sekaligus menekan dolar AS.
Meski demikian, ia menegaskan pasar masih rentan terhadap volatilitas. Data ekonomi AS yang lebih kuat bisa mendorong penguatan dolar dan imbal hasil obligasi, sehingga memberi tekanan sesaat terhadap harga emas.
“Jika harga berbalik arah dan menembus support kunci di US$ 3.450, koreksi lebih lanjut hingga US$ 3.300 tidak bisa diabaikan,” jelas Andy.
Ia menambahkan, rilis data inflasi AS pekan depan akan menjadi faktor penentu arah kebijakan The Fed.
“Trader harus disiplin mengelola risiko karena pasar bisa bergerak ke dua arah dengan cepat,” pungkasnya.