WARTAXPRESS.com – Harga emas global menembus rekor tertinggi sepanjang masa pada Selasa, 2 September 2025, melanjutkan tren reli enam hari berturut-turut. Lonjakan ini didorong oleh melemahnya dolar Amerika Serikat (AS) serta meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS dalam waktu dekat.
Emas spot tercatat naik 0,5 persen menjadi US$ 3.492,26 per ons setelah sempat menyentuh level historis US$ 3.508,50. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS untuk pengiriman Desember menguat lebih tinggi sebesar 1,4 persen ke posisi US$ 3.563,40.
Analis Pasar Keuangan Capital.com, Kyle Rodda, menilai tren penguatan emas masih ditopang oleh melemahnya fundamental ekonomi AS.
“Dampak dari kondisi ekonomi yang melambat dan ekspektasi pemangkasan suku bunga mendorong pergerakan positif logam mulia,” ujarnya dikutip Reuters.
Ia menambahkan, krisis kepercayaan terhadap juga semakin dalam akibat serangan Presiden Trump mengenai independensi terhadap The Fed.
“Krisis kepercayaan terhadap dolar juga semakin dalam akibat serangan Presiden Donald Trump terhadap independensi The Fed.”
Trump sendiri dalam beberapa bulan terakhir kerap mengkritik Federal Reserve dan Ketua Jerome Powell yang dianggap enggan menurunkan suku bunga, serta menyoroti renovasi kantor pusat bank sentral di Washington yang memakan biaya besar.
Sementara itu, Menteri Keuangan AS Scott Bessent menegaskan posisi The Fed sebagai lembaga independen, namun mengakui adanya kelemahan kebijakan.
“The Fed memang telah membuat banyak kesalahan,” katanya, sembari membela langkah Trump memecat Gubernur The Fed Lisa Cook yang dituduh terlibat penipuan hipotek.
Di sisi lain, logam mulia lain menunjukkan pergerakan beragam. Harga perak spot turun 1,5 persen ke US$ 40,61 per ons setelah sempat menyentuh titik tertinggi sejak September 2011. Platinum naik 1,6 persen menjadi US$ 1.417,16 per ons, sedangkan paladium terkoreksi 0,9 persen ke posisi US$ 1.126,63.