WARTAXPRESS.com – Direktorat Jenderal Bea dan Cukai bersama BNN berhasil membongkar sebuah pabrik narkotika jenis sabu di sebuah Apartemen mewah dengan modus operandi yang sangat cerdik dan berbahaya.
Para pelaku memanfaatkan obat batuk umum yang dibeli dalam jumlah besar melalui marketplace online sebagai bahan baku utama untuk memproduksi sabu.
Direktur Interdiksi Narkotika Bea Cukai, Syarif Hidayat, menjelaskan bagaimana para pelaku mengubah obat-obatan yang dijual bebas menjadi kristal mematikan.
“Di sini kita lihat ada gelas-gelas ukur, labu Erlenmeyer, dan alat penguapan. Ini semua adalah peralatan laboratorium untuk melakukan proses perubahan dari prekursor menjadi narkotika,” ungkap Syarif sambil menunjuk barang bukti yang disita.
Kejelian pelaku dalam mendapatkan bahan baku menjadi sorotan utama. Menurut Syarif, bahan dasar utama yang mereka gunakan adalah obat batuk yang mengandung zat pseudoephedrine.

Alat produksi sabu
Jika dibeli dalam jumlah masif di apotek biasa, transaksi ini pasti akan menimbulkan kecurigaan. Namun, para pelaku memanfaatkan celah pengawasan di platform jual beli online.
“Seharusnya kalau di apotek, pasti akan ditanyakan kenapa beli sebanyak itu,” jelas Syarif. “Tapi kelihatannya karena dia membeli dari marketplace, dia bisa membeli banyak. Ini yang kurang terkontrol.”Ungkapnya.
Meskipun proses pembuatan sabu ini memerlukan keahlian khusus layaknya seorang ahli kimia atau farmasi, Syarif Hidayat mengungkapkan bahwa para pelaku tidak memiliki latar belakang pendidikan tersebut.
Mereka ternyata mendapatkan ilmunya dari seorang “guru” yang mengajari mereka langkah demi langkah.
“Yang jelas dia pasti pintar,” ujar Syarif. “Dia bukan seorang ahli kimia atau farmasi, tetapi dia mempelajari bagaimana caranya. Ada gurunya tadi dijelaskan.”ujarnya.
Hal ini mengindikasikan adanya jaringan terorganisir di balik produksi narkotika apartemen ini, di mana pengetahuan berbahaya ditransfer dari satu pihak ke pihak lain.
Selain dampak destruktif sabu bagi para penggunanya, proses produksi ilegal ini juga menyimpan bahaya mematikan bagi para pelakunya sendiri.
Syarif Hidayat memperingatkan bahwa bahan-bahan kimia yang digunakan bersifat karsinogenik atau dapat memicu kanker.
“Ini sangat berbahaya. Pada saat produksi, di sini pasti (uap) karsinogenik luar biasa yang bisa menyebabkan kerusakan pada paru-parunya, apalagi tidak ada sistem ventilasi yang bagus,” tegasnya.

Barang-barang alat produksi narkotika di sebuah apartemen yang berada di kecamatan Cisauk
Risiko kesehatan yang ekstrem ini menjadi harga yang harus dibayar para pelaku dalam menjalankan bisnis haram mereka, yang pada akhirnya juga merusak kesehatan dan masa depan masyarakat luas.
Pengungkapan kasus ini menjadi pengingat akan pentingnya pengawasan ketat terhadap penjualan obat-obatan prekursor di semua platform, termasuk digital.