Menu

Mode Gelap
Lagi Cari Kayu, Warga Tangerang dikagetkan Sosok Mayat Laki-laki Pakai Sarung dengan Kondisi bau! Prabowo: Anak Palestina Harus Selamat, Sehat, dan Terdidik Indonesia Siap Jadi Rumah Kedua Digimap Resmi Hadirkan iPhone 16 di Indonesia Hadiah Jutaan Rupiah dan Konsep Toko Premium Menanti Pelanggan Oknum Dokter Perkosa Pasien RSHS Bandung, Dosen Hukum Unpam Sarankan Polisi Hukum Seberat-beratnya Samsat Balaraja Membantah Tudingan Adanya Pungutan Liar Saat Pemutih Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) UMT Gaungkan Gerakan #KampusAntiJudiOnline Bersama Podcaster Imam Budi

Ekonomi

Trump Balas China, Naikkan Tarif Jadi 125%

badge-check


Trump Balas China, Naikkan Tarif Jadi 125% Perbesar

WARTAXPRESS.com – Dunia dagang global kembali diguncang. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, secara resmi mengumumkan lonjakan bea masuk terhadap produk impor asal Tiongkok menjadi 125%.

Kebijakan yang mengejutkan sekaligus menyulut perdebatan panas di kalangan ekonomi dunia.

Langkah ini diumumkan hanya 13 jam setelah kebijakan tarif baru terhadap 56 negara mitra dagang, termasuk Uni Eropa, mulai berlaku tepat tengah malam.

Namun, tak disangka, Trump menarik rem darurat untuk sebagian besar negara memberi jeda 90 hari bagi para mitra dagang lainnya. Pengecualian mencolok? Tiongkok.

“Kami jelas mencoba mengirim pesan keras ke China,” ujar Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih.

“Namun di sisi lain, kita juga harus meredam kepanikan dari dunia usaha dalam negeri.”

Para analis menyebut kebijakan ini sebagai manuver dua wajah di satu sisi mengobarkan tekanan terhadap Beijing, di sisi lain menawarkan ruang negosiasi kepada sekutu ekonomi lainnya.

Banyak yang menilai ini sebagai strategi “tongkat dan wortel” khas Trump, tapi dalam skala global.

Dampak langsung pun terasa. Bursa saham AS sempat mengalami guncangan hebat, namun perlahan mulai menyesuaikan diri.

Sementara itu, pelaku industri menahan napas, berharap periode 90 hari ini dapat membuka ruang diplomasi.

“Ini adalah pertaruhan besar. Jika China membalas lebih agresif, dunia bisa terjerumus ke spiral resesi yang lebih dalam,” kata Helena Brooks, analis ekonomi global di Nexus Strategies.

Langkah Trump memicu gelombang kecemasan di berbagai bursa dunia. Investor menganggap kebijakan ini sebagai bentuk ketegangan yang bisa mengancam stabilitas rantai pasok global. Pasar obligasi, meski disebut “indah” oleh Trump, juga menunjukkan tanda-tanda keresahan.

“Saya mengamatinya, tetapi jika Anda melihatnya sekarang, pasar obligasi saat ini sangat indah. Namun, saya melihat tadi malam orang-orang mulai merasa gelisah,” ungkap Trump dalam gaya khasnya yang ambigu namun penuh pesan tersirat.

Pengamat menilai keputusan ini bukan semata urusan ekonomi, tetapi juga mencerminkan ketegangan geopolitik yang kian menajam.

Perang dagang AS-Tiongkok yang sudah berlangsung bertahun-tahun kini memasuki babak baru lebih panas, lebih tajam.

Para pelaku industri berharap jeda 90 hari ini bukan sekadar taktik menenangkan pasar, tetapi dimanfaatkan untuk meredakan konflik melalui jalur diplomasi. Jika tidak, dunia mungkin sedang menyaksikan awal dari fase perang dagang yang lebih brutal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Digimap Resmi Hadirkan iPhone 16 di Indonesia Hadiah Jutaan Rupiah dan Konsep Toko Premium Menanti Pelanggan

12 April 2025 - 22:30 WIB

China Resmi Naikkan Tarif Impor AS Jadi 125 %

11 April 2025 - 22:16 WIB

Donald Trump Angkat Bendera Putih: Saya Hormat pada Presiden Xi, Kini Saatnya Damai

11 April 2025 - 22:02 WIB

Perang Dagang AS-Tiongkok Memanas Tarif Meroket, Ekonomi Global Terancam Guncang

10 April 2025 - 23:35 WIB

Samsat Cikokol Kota Tangerang Kebanjiran Wajib Pajak, Melalui Program Gubernur Banten

10 April 2025 - 22:57 WIB

Trending di Ekonomi