Menu

Mode Gelap
Kadis DLH Tangsel Jadi Tersangka Korupsi Rp75 Miliar, Pengamat: Kejati Harus Berani Bongkar Semua Pihak Polisi Buru Dokter Cabul di Garut, Identitas Pelaku Sudah Dikantongi Ijazah Jokowi Kembali Disorot, Kuasa Hukum Siap Tempuh Jalur Hukum: Narasi Palsu Harus Dihentikan Qatar Suntik Investasi Rp 33 Triliun Lewat Danantara, Prabowo: Sinyal Positif untuk Ekonomi RI Damkar Tangsel Lakukan Penyiraman Area Pasar Ciputat Usai di Tertibkan Kadis DLH Tangsel Resmi Jadi Tersangka Kasus Korupsi Proyek Sampah Rp75 Miliar

Ekonomi

Sri Mulyani Sindir Tarif Impor Trump: Ekonomi Hari Ini Tak Butuh Ilmu Ekonomi

badge-check


Sri Mulyani Sindir Tarif Impor Trump: Ekonomi Hari Ini Tak Butuh Ilmu Ekonomi Perbesar

WARTAXPRESS.com – Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, melontarkan kritik tajam terhadap kebijakan tarif impor yang diberlakukan Amerika Serikat di bawah kepemimpinan mantan Presiden Donald Trump.

Dalam acara Sarasehan Ekonomi yang digelar di Jakarta, Selasa (8/4), Sri Mulyani menilai langkah tersebut tidak berpijak pada logika ilmu ekonomi, melainkan sekadar transaksi politik dagang.

“Tarif resiprokal yang disampaikan oleh Amerika terhadap 60 negara menggambarkan cara perhitungan tarif yang, saya rasa, semua ekonom yang belajar ekonomi tidak bisa memahami,” ujar Sri Mulyani di hadapan para peserta sarasehan, termasuk anggota Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI).

Menurutnya, pendekatan Trump terhadap kebijakan perdagangan bersifat sepihak dan mengabaikan prinsip dasar ekonomi.

“Jadi ini sudah tidak berlaku lagi ilmu ekonomi, yang penting pokoknya tarif duluan,” katanya, disambut tawa kecil dari sebagian peserta.

Sri Mulyani menegaskan bahwa kebijakan tersebut lebih ditujukan untuk menutup defisit perdagangan Amerika Serikat dengan berbagai negara mitra, bukan untuk menciptakan keseimbangan ekonomi global.

“Karena tujuannya adalah menutup defisit. Tidak ada ilmu ekonominya di situ,”

“Itu artinya saya tidak ingin tergantung atau beli dari orang lain, lebih banyak apa yang bisa saya jual kepada orang lain,” terangnya.

Dalam pernyataannya yang cukup menohok, ia menyebut pendekatan semacam itu sebagai bentuk transaksi semata tanpa dasar keilmuan yang kuat.

“Itu purely transactional. Enggak ada landasan ilmu ekonominya. Jadi, teman-teman ISEI yang hadir di sini, mohon maaf Pak… hari-hari ini ilmunya tidak berguna,” katanya setengah berseloroh namun serius.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Digimap Resmi Hadirkan iPhone 16 di Indonesia Hadiah Jutaan Rupiah dan Konsep Toko Premium Menanti Pelanggan

12 April 2025 - 22:30 WIB

China Resmi Naikkan Tarif Impor AS Jadi 125 %

11 April 2025 - 22:16 WIB

Donald Trump Angkat Bendera Putih: Saya Hormat pada Presiden Xi, Kini Saatnya Damai

11 April 2025 - 22:02 WIB

Perang Dagang AS-Tiongkok Memanas Tarif Meroket, Ekonomi Global Terancam Guncang

10 April 2025 - 23:35 WIB

Samsat Cikokol Kota Tangerang Kebanjiran Wajib Pajak, Melalui Program Gubernur Banten

10 April 2025 - 22:57 WIB

Trending di Ekonomi