WARTAEXPRESS.com — Gagasan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, untuk menjadikan Jakarta sebagai kota perfilman mendapatkan sambutan hangat dari kalangan legislatif.
Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta, Farah Savira, menyatakan dukungan penuhnya terhadap inisiatif tersebut, dengan menyebut film sebagai wajah kota yang hidup dan penuh daya tarik.
“Kalau bicara lokasi syuting, studio, hingga rumah produksi—semuanya ada di Jakarta. Sudah seharusnya Jakarta diakui sebagai kota perfilman,” ujar Farah Savira di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (16/4).
Menurut politisi Partai Golkar ini, kekuatan film tak hanya terletak pada aspek hiburan. Lebih dari itu, film memiliki daya magis yang mampu mengangkat citra dan identitas suatu kota.
Ia mencontohkan bagaimana film mampu membekas di benak penonton dan melekatkan lokasi dalam memori kolektif masyarakat.
“Ingat James Bond, kita ingat London. Lihat Laskar Pelangi, langsung terbayang Bangka Belitung. Artinya film itu promosi yang hidup,” lanjutnya penuh semangat.
Farah juga mendorong agar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tak sekadar berhenti pada dukungan normatif dalam bentuk regulasi.
Ia berharap ada langkah konkret berupa penyediaan ruang, fasilitas, dan ekosistem kreatif yang mendukung para sineas mengeksplorasi sisi lain Jakarta dari yang urban, historis, hingga sosial-budaya.
“Jakarta itu kaya. Tinggal bagaimana kita kemas lewat film agar bisa menjadi ikon baru yang dikenal luas,” tegasnya.
Dalam kesempatan terpisah, Rano Karno menegaskan bahwa Jakarta tidak hanya akan dijadikan lokasi syuting, tetapi juga sebagai simbol dari peradaban film Indonesia.
Ia menyebut rencana pembentukan Jakarta Film Festival sebagai langkah awal untuk membuka panggung dunia bagi para insan perfilman nasional.
“Jakarta akan kami desain sebagai kota perfilman. Kita ajak warga untuk mencintai film lokal, dengan menonton di bioskop dan mendukung karya anak bangsa,” ucap Rano.